"Sudah kau siapkan belum semua menunya," tanya Bung Karno kepada ajudan.
"Siap Pak Presiden...., semua sudah lengkap...," kata ajudan dengan penuh hormat.
"Manaa... ini masih ada yang kurangg....," kata Bung Karno.
"Siap.... mohon maaf yang mana ya Pak Presiden," tanya ajudan agak takut.
"Kobokannya manaa...," bisik Bung Karno ke ajudan.
Ajudan langsung paham. Makanan menu Nusantara yang sebagian menu harus menggunakan tangan, maka harus disediakan kobokan.
Air untuk mencuci tangan sekedarnya. Pasti bukan kobokan besar ya... bukan pula wastafel yang ada di ruang toilet.
Ajudan segera mengedarkan panci kobokan, ya sebesar mangkuk kecil lah.
"Ayo... mari silakan... kita mulai makan," kata Bung Karno mempersilakan.
Para tamu tampak bingung dan canggung mau memulai dari mana.
Seorang kepala suku segera mengambil panci kobokan, dan mengangkat ke Bung Karno, "Mari...."