Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengintip Cerita Sukses Peternak Telur Ayam di Bantul Selama Pandemi

8 November 2020   19:32 Diperbarui: 9 November 2020   18:26 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.shutterstock.com)

Selama di rumah, Anda sudah melakukan kegiatan apa saja? Apa sudah pernah mencoba bercocok tanam hidroponik? Wow, kalau itu dicoba lalu hasilnya bagus kemudian dijual bisa untung lho. Apalagi untuk dikonsumsi sendiri juga bisa, "segar banar" kata Urang Banjar. 

Nah, berhubung sedang pandemi dan banyak aktivitas yang dapat dilakukan, saya mau sedikit berbagi cerita kisah peternak telur ayam. Kali ini saya mau menceritakan pengalaman Pak Yoyok dan Bu Dini, sahabat saya di daerah Bantul Yogya selatan sana yang tinggalnya jauh dari keramaian dan hidup tenang di desa.

Profesi utama beliau berdua ini adalah guru SD. Selain mengajar, di era pandemi ini, beliau berdua sedang giat-giatnya meningkatkan hobi beternak ayam menjadi setengah bisnis gitu. Hehehe...maksudnya bukan bisnis besar. Hanya hobi tapi lumayan menghasilkan uang.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

"Nggih niki bar adol endog, lumayan saged ngge tumbas jagung, ngge pakan ayam melih," ujar Bu Dini, guru cantik yang semanak kepada semua orang. Pak Yoyok sampai cemburu lho, saking baiknya Bu Dini kepada semua orang. 

Jadi baru saja Pak Yoyok dan Bu Dini ini panen telur. Harga di tingkat pertama, sebutirnya dijual seharga Rp 1.500, padahal, saya sendiri kalau beli telur ayam lehor (ayam ras), sebutirnya saja bisa mencapai Rp 2.500.

"Ya kita menjualnya harga persaudaraan, bukan untuk untung-untungan. Panjenengan menawi ke rumah saya, saya kasih gratis lah, "kata Bu Dini sambil kasih emoticon senyum di grup WhatsApp keluarga alumni SMP Bantul. Wah, saya cuman bercanda lho ya pak Yoyok ya... hehehe.

Ayam sangat sehat karena dibiarkan di luar kandang (Foto: Dokpri Bu Dini)
Ayam sangat sehat karena dibiarkan di luar kandang (Foto: Dokpri Bu Dini)
"Ini ayam saya sekarang ada 25 ekor yang babon, betina sedang bertelur semua. Pak Yoyok itu pinter ngerumat, sehingga babon rajin bertelur. Kalau sore, ayam-ayam selalu disapa sebelum masuk kandang, 'Ayoo.. masuk kandang semua.. sudah magrib... besuk bertelur lagi ya'..."kisah Bu Dini dengan nada lucu. Memuji suaminya sendiri, hehehe... Ya harus gitu kan biar semangkin mesra keluarga semuanya dengan suami istri masing-masing.

Bu Dini menuturkan jika ayamnya banyak menghasilkan telur karena ayam-ayamnya diberi plangkringan atau tempat bertengger. Bahan membuat plangkringan pun terbilang cukup mudah, yang mana dibuat dari bambu biasa dengan disusun seling silang, sehingga ayam enak bertenggernya.

Plangkringan ayam (Foto: Dokpri Bu Dini)
Plangkringan ayam (Foto: Dokpri Bu Dini)
Saya mau sedikit bercerita, ada trik yang agak kapitalistis juga lho dalam beternak ayam ini. Jika ayam sudah bertelur, maka pakan juga harus dioptimalkan. Jika nanti mau ngeram, ayam dimandikan, digrujug air kepalanya, sehingga lupa kalau mau mengeram dan besok bertelur lagi. 

"Ya tapi ya tidak bisa dipaksakan banget. Namun jika sudah saatnya dierami, menetas, maka anak-anak ayam akan dipisahkan, dipelihara terpisah agar lebih cepat besar dengan pakan khusus," kata Bu Dini menjelaskan strategi beternak ayamnya. 

Selain itu, dalam merawat juga harus rajin membersihkan kotoran ayam sehingga lingkungan bersih dan sehat.

"Ada gak ayam yang tidak pernah mengeluarkan kotoran?", tanya Jeng Noor, teman Bu Dini yang suka menggoda bertanya.

"Wonten Dik Noor... tumbas mawon celengan ayam... mboten tau nelek, "jawab Bu Dini jenaka. 

Wah, ibu-ibu ternyata lucu juga ya... 

***

Setelah membaca trik ternak ayam ala Pak Yoyo dan Bu Dini, bagaimana nih Anda jadi tertarik gak? 

Ya memang kalau beternak ayam, syaratnya punya halaman sedikit luas atau punya pekarangan. Kalau ternak ayam di kota, kotorannya memang bisa mengganggu tetangga, jadi harus rajin pula membersihkan kandangnya. Di desa pun juga sama tetap harus bersih, namun bisa sedikit longgar karena banyaknya halaman yang mana tanahnya memiliki lubang-lubang resapan sehingga menyerapnya cepat. 

Kalau untuk hobi saja, Anda juga bisa pelihara ayam anakan. Selanjutnya, dipelihara sampai besar. Namun risikonya, bisa gak tega ketika mau disembelih. Repot juga kan! Makanya pelihara ayam ya harus ada tega-teganya juga. Terutama, jika mau dijual atau disembelih sendiri. 

Di era pandemi yang relatif banyak di rumah ini, memelihara ayam kampung merupakan alternatif yang mengasyikkan untuk dilakukan. Selain ada hasil telur ayam kampung asli, ada juga daging ayam kampung asli peliharaan sendiri. 

Keluarga Pak Yoyok, guru yang sukses beternak ayam (Foto: Dokpri Bu Dini)
Keluarga Pak Yoyok, guru yang sukses beternak ayam (Foto: Dokpri Bu Dini)
Jika kita beli telur ayam kampung di supermarket, kadang itu bukan ayam kampung asli. Namun ayam kampung Arab atau ras khusus yang jenis telurnya mirip ayam kampung. Nah, Anda-Anda yang bingung mau usaha apa selama stay at homeayo latihan beternak ayam kampung. 

Ada salam dari Pak Yoyok sekeluarga, semoga Kompasianers sehat sukses selalu, bisa beraktivitas terus, semangat terus, dan saling tetulung marang liyan (suka menolong kepada orang lain). 

Selamat beternak ya... (08.11.2020/NDP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun