Satunya, setelah naik sepeda gowes, ada sejarah riwayat jantung sehingga maut pun punya alasan untuk menjemput.
***
Saya menuduh ini sebagai biang dari, alasan rasional, kewafatan para almarhum. Kelelahan yang sangat kronis. Jam biologis yang porak poranda karena kejar tayang, atau memang sedang peak seasons (puncak musim manggung, hajatan, dan lain sebagainya.)
Kematian memang takdir. Namun manusia kiranya dapat melakukan program perawatan kesehatan, manajemen waktu, dengan sebaik-baiknya. Kematian yang "disebabkan" oleh fatique, sejatinya sangat sangat sangatlah banyak. Orang awam menyebutnya sebagai serangan jantung, atau wafat mendadak.
Wajah-wajah yang lelah kronis, sebenarnya sangat kasat mata terlihat. Redup dan seakan cahaya wajah memudar. Kurang tidur. Sibuk. Jam tidak terkejar.
Maka, sebaiknya bagi kita semua yang masih diberi kesempatan melanjutkan kehidupan ini. Pandai-pandailah menjaga waktu, menghindari kelelahan kronis yang memicu serangan maut.
Teriring doa, semoga almarhum yang mendahului kita diterima di sisi Tuhan Yang Maha Pengasih Penyayang.
Manusia berusaha, Tuhan punya agenda yang kita juga tidak tahu bagaimana nantinya. Namun Tuhan juga memberikan ilmu, manajemen waktu, kesehatan, pola tidur dan istirahat, keseimbangan antara nutrisi, olah raga, olah rasa, olah jiwa.
Tuhan memang menciptakan malam, namun manusia bisa membuat lampu. Tuhan punya pola yang bisa kita pelajari. Selanjutnya, sumarah pasrah maring kehendak -Nya.
Jadilah terang di alam gelap, jadilah lilin untuk menerangi malam yang merayap. Malam akan selalu datang, dan manusia dapat terhindar dari kegelapan, dengan mengkreasi lilin dan lampu. Semoga kita semua semakin tahu, dan Tuhan berkenan memberitahu. (07.11.2020-NDP)