Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sophie, Maryam, dan Sindrom Stockholm

31 Oktober 2020   17:49 Diperbarui: 31 Oktober 2020   18:53 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mali (Sumber: https://www.aa.com.tr)

Namanya Sophie, seorang pekerja sosial

Kelompok bersenjata Mali telah menculiknya,

Sekitar 4 tahun yang lalu, 

Wanita relawan sosial, 

Dari Perancis, 

Desember 2016, 

Dia diculik di sekitar Gao, Mali Utara

MaySebuah negara di Afrika yang sedang bergejolak, 

Dengan banyak faksi bersenjata, 

***

Waktu berlalu, 

8 September 2020

Sophie dibebaskan, 

Atas dukungan PM Perancis, Macron

"Anda mengenalku sebagai Sophie, dulu

Sekarang namaku Maryam.."

Katanya kepada publik 

Apa yang keluar dari Sophie, alias Maryam ini, 

Adalah sebuah simpati, 

Kepada sisi lain dari kelompok bersenjata, 

"Saya diperlakukan sangat baik selama ini, "

ujar Sophie 

Mali, Barat Utara dari Afrika (Foto: Google Maps)
Mali, Barat Utara dari Afrika (Foto: Google Maps)

***

Apakah ini bagian dari Sindrom Stockholm?

Ketika "korban", menjadi simpati

Dan justru menjadi pembela "musuh"nya ?

Apakah ini seperti kisah perampok di Stocholm?

Ada korban diculik sang perampok..

Dan justru akhirnya berproses menjadi simpati, 

Kepada sang perampok yang punya sisi manusiawi?

Atau ada kebenaran yang tersembunyi?

Selama ini..../

***

Kejadian sama, 

Seorang dimutasi ke dalam Papua yang masih belantara, 

Pada awalnya mengutuk sang manajemen personalia,  

karena dipindah jauh dari Jawa, 

Hingga jatuh hati, 

Pada penduduk yang perlu banyak diberi simpati, 

"Aku perlu menolongnya.. semampu hati sepenuh nurani.."

Seseorang itu, 

Akhirnya mengabdi di pedalaman Papua, 

Untuk sebuah alasan yang tidak sekedar karena dimutasi, 

Namun untuk sebuah kata mulia, 

:Mengabdi sesuai nurani.."

***

Maryam, alias Sophie, 

Apakah ini juga demikian?

Pengabdian relawan, yang diculik kawanan, 

Dan ternyata kawanan menyimpan warta yang lebih kemanusiaan...

Dan menyentuh hatinya..

Untuk ikut mewartakan, 

"Kemanusiaan masih perlu dievaluasi, agar keberpihakan tidak sekedar untuk negara maju, 

yang mengaku adil untuk semua orang sejak dulu, 

Namun aku menemukan sisi lain, 

Kisahku di Mali.."

***

(Berdasarkan kisah nyata dan pendalaman dengan kisah di sekitar saya (NDP/31.10.2020))

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun