Suatu hari
Pagi baru menyingsing
Temaram langit di sekitar Eiffel
Beberapa tentara masih berjaga
"Sedang renovasi", kata temanku
Kami serombongan dari Swedia
Membelanjakan waktu sekilas untuk sekedar berjalan
Seputar Eiffel
Menara kecil yang terbangun dari struktur besi baja logam menghitam
Berjalan memutar sekitar Eiffel
"Hajji .. hajjii... murah.. murah... Indonesia..."
Aku masih terheran,
Mengapa orang hitam penjual souvenir itu,
Mampu berkata dalam bahasa Indonesia?
"Itu karena orang kita yang hobi belanja souvenir, "kata temanku
AKu tersenyum,
Benar orang kita favorit mereka,
Tersebab ketimbang beli souvenir resmi yang seharga 30 - 150 Euro,
Di luar dijual kaki lima
Orang-orang hitam yang ternyata dari Senegal,
Mereka diajari bicara bahasa ya dari orang Indonesia juga,
Yang berkunjung ke Eiffel..
Seharga 10 Euro, atau 15 Euro,
Dan bisa bertengkar dengan jatuh harga 7 Euro,
"Police... police..."teriak mereka...
Semburat semua penjual souvenir bertebaran..
Semua barang disembunyikan,
Wajah polos ditampilkan, seakan sebagai wisatawan biasa,
Begitulah situasi sekitar Eiffel,, ketika itu.
***
Aku berjalan menyusuri lorong gang
Kulihat ada pengemis dengan selimut terlipat,
Hari terang, dingin masih menerjang
Suhu sekitar 3 derajat, naik menjadi 10 derajat
Temeram siang udara tetap mencekam,
Kucari sekeping 1 Euro...
Pengemis mengangguk ekspresi terima kasih,
Aku senang melihatnya,
Kuambil 10 Euro, kutaruh di tangannya yang sedang tertelangkup..
Dia kaget, lantas mengucapkan terima kasih..
Aku melihat wajahnya,
Wajah migran dari ujung benua antara Eropa dan Afrika,
Segera kuambil lembaran 50 Euro,
kukasihkan untuk uluran tangan ke 3 kalinya: 1 euro.. 10 euro.. 50 euro..
Wajahnya memerah... dan sambil mengucapkan lirih dan wajah penuh terima kasih,
Terdengar ucapakan dalam bahasa perancis yang kira-kira artinya terima kasih..
"Merci....
Tu es une trs bonne personne ...."
Aku sendiri berpikir,
Belum tentu juga aku ketemu si pengemis itu..
Maka ini kesempatan paling berharga,
Sekali berbuat baik,
Untuk orang yang mungkin seumur hidup kita hanya bertemu sekali saja..
****
Miracle...
Keajaiban itu memang ada..
Kelak setelah sekian tahun berikutnya,
2017..
anakku pergi ke Perancis
Siswa terpilih untuk sebuah pertukaran siswa SLTA..
dan dia berkesempatan berkeliling seputar Eiffel..
"Apakah kamu melihat ada pengemis di sekitar Eiffel, Nak..."
tanyaku..
"Penjual souvenir masih, ayahku...
pengemisnya tidak kelihatan..."
***
Hidup sering menimbulkan banyak kejutan...
Setiap butir kebaikan
Meskipun hanya ibarat debu di tengah padang pasir,
Semua akan tercatat
Dan setiap kebaikan
Akan mencari pelakunya untuk sebuah ungkapan
Sekedar terima kasih
dan pembalasan
atas masa lalu kebaikan itu..
Camkan itu..
***
berdasarkan kisah nyataku (30.10.2020/NDP)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI