Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kawah Sikidang, antara Wonosobo dan Banjarnegara

27 Oktober 2020   05:39 Diperbarui: 27 Oktober 2020   06:09 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto  Kawah Sikidang (sumber https://www.tourdejava.net/2015/12/kawah-sikidang-dieng-plateau.html: 

Alam kita ibarat cuilan surga yang jatuh ke bumi. Eksotisme sangat berlimpah pesona. Apakah ini berlebihan? 

Gak, yang berlebihan adalah keindahannya. Sangat lebih. Kita bisa memilih semua objek wisata dengan leluasa. Harga terjangkau, dari gunung pantai dataran lembah samudera. Candi situs kerajaan lama jaringan budaya lama purba sampai jejak-jejak yang masih terlacak. Hingga kini.

Itu semua ada di sini. Betapa Allah sangat rahman dan rahim. Bahkan, ada yang bilang Indonesia adalah Atlantis yang hilang. Bahkan, ada juga yang bilang. Hamparan zamrud Khatulistiwa, membentang dari Aceh hingga Papua. Itu adalah kapal Nabi Nuh dengan penghuni yang lengkap: semua binatang, tumbuhan, jenis melata, kecil mini dan raksasa. Ada semua.

Senyampang mau long long week end... nih sedikit cerita tentang Sikidang. Wisata kawah belerang yang hangat kebul kebul asap menjulang..

Kawasan puncak Dieng... gunung yang terbelah menjadi wilayah Wonosobo dan Banjarnegara... 

***

Komplek Candi Arjuna 

Kawah Sikidang hanyalah bagian dari eksotisme alam. Di kawasan sejuk zona wilayah Wonosobo dan Banjarnegara ini, masih sering ditemukan jejak-jejak situs peradaban. Kalau kompleks Candi Arjuna, Bima, dan percikan batu kawasan candi, itu sudah ada. Namun yang menarik, kadang di antara tanaman kentang, petani bisa menemukan batu-batu yang lantas digali, bul memanjang dan mendalam sehingga ditemukan situs-situs baru. Berserak. 

Sebagian dilaporkan sehingga diisolasi, disterilkan dari penduduk. DIpelajari. DIdata. Namun sebagian lain, dirahasiakan. Sebab jika ketemu, maka zona pertanian bisa disterilkan untuk diteliti kepada situs baru tersebut. 

KOmpleks Candi Arjuna adalah candi-candi yang berbeda dengan Borobudur, atau Prambanan. Jika di Prambanan dan Borobudur masih ditemukan patung, maka di kompleks CAndi Arjuna ini sangat sedikit kalau dibilang tidak ada. Hanya candi-candi dengan pintu masuk, lantas keluar begitu saja. Bisa jadi patung-patung pernah disterilkan oleh zaman ketika itu, terutama ketika pengaruh kerajaan baru muncul. Atau bisa jadi diambil. Namun candi-candi di kompleks Arjuna Bima ini, lebih mirip seperti kompleks pemakaman atau perabuan jenazah zaman dahulu. 

Sebagian orang sering bilang, sebenarnya di mana makam-makam para raja zaman Hindu Jawa, Budha lama di tanah Jawa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun