Seorang sahabatku
Meniti jalan dari Pangkalan Bun
Lewat Palangkaraya
Menuju titik akhir di Banjarmasin
Perjalanan darat
Menyiapkan uang khusus
Recehan 2 ribu 5 ribuan
totalnya 300 ribu
Saat kutanya
untuk apa
dia menjawab
"Tolak Bala"
Aku masih belum mengerti
Selama perjalanan
Ada titik tertentu
Perempatan jalan
Pengamen bernyanyi parau
Sahabat saya mengulurkan uang 2 ribuan sebanyak 5 lembar
Pengamen berterima kasih, penuh takjim
Sebagian jalan yang berlubang
ada orang yang memperbaiki pribadi
Dengan cangkul dia menutupi
lubang jalan dengan tanah atau urugan semampunya
Sahabat saya mengulurkan lembaran 5 ribuan
Orang tersebut memandang sahabatku, menunduk dengan wajah terima kasih,
Demikian sepanjang jalan
Tidak kurang ada 15 titik-titik lembaran diberikan,
Sampai akhir perjalanan
Uang masih tersisa
Perjalanan selamat, lancar tidak kurang suatu apa..
Sekarang saya paham
"Tolak Bala"
Pemberian kepada orang yang memerlukan, meski hanya sedikit saja
Aku bertanya, "Bagaimana jika sebagian mereka karena malas, atau bohong, dan hanya ingin meminta saja"
Sahabat saya tersenyum,
"Jika begitu pun kau tidak rela,
Maukah engkau menggantikan peran mereka ? Bahkan jika bisa, sehari saja..
Maka engkau akan aku beri lembaran tolak bala.."
Kata sahabatku sambil tersenyum penuh makna..
------------ (26.10.2020/NDP, berdasarkan kisah nyata di jalanan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H