Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Usia Emas Anak untuk Ayah

25 Oktober 2020   04:40 Diperbarui: 25 Oktober 2020   04:56 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan  Irene serta Mian ketika itu (Dokpri/NDP)

Ayah dan anak perempuan, selalu menjadi perbincangan. Bahkan ada sibling rivalry, yakni persaingan antar saudara kandung. Anak laki-laki, berebut perhatian dengan saudaranya. Terutama, dengan saudara perempuan. Jika dekat dengan sosok ibu dianggap biasa, maka dekat dengan ayah adalah istimewa

"Ayah selalu punya kejutan untukku, "kata Irene, anakku ketika itu. He he he ... terkesan memuji diri sendiri ya.... Ya, memang saya sering bermain petak umpet dengan anak perempuanku itu. Ian, kakaknya, sering cemburu.

"Mian jugaaa.. mian juga....", teriaknya ketika saya membopong Irene, dan melemparkannya ke kasur busa. Tubuh mungil Irene terhempas di kasur. Lantas teriakan girang, meluncur dari mulut mungil anak cantikku.

"Mian juga ayahhhh... ayahh.. mian juga pinginnn....," kata Ian, kakaknya.

Ya, terpaksa kadang saya sebagai ayah, juga membopong dia dan saya lempar ke kasur. Namun, agak berat di tangan. Hehehe... memang berat badan anak laki-laki, lebih dibandingkan anak perempuan. Ya karena juga usia lebih tua ya...

***

Mengapa saya dulu memperlakukan anak-anak seperti itu?

Sekarang, jelas tidak mungkin. Mian - panggilan dia as kecil karena belum bisa memanggil sebutan Mas Ian/panggilan kami ke dia - , searang sudah mahasiswa semester 3 di UI Depok. Adikknya, Irene, sudah kelas 2 di SMA lumayan favorit di Yogyakarta. Pandemik covid, memaksa Mian juga kumpul kembali ke Yogya. Distance learning Jogja - Depok Jakarta.

Saya sekarang tidak lagi bisa bermain-main bebas dengan anak-anak. Mereka sudah sibuk dengan laptop. Sibuk dengan sekolah online. Juga rapat-rapat dengan teman-temannya by online. Bahkan, saya coba telpon atau whatsap, kadang tidak diangkat.

"Adek belajar dengan teman-teman ini ayahhhh..., "kata Irene, yang sering kami panggil Adek, dan dia pun kalau bercakap memanggil dirinya dengan Adek, bukan 'aku". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun