Saya bergabung dan ikut majelis. Saya lihat,ini juga media sosialisasi di era pandemik. Hampir suasana selalu mencekam. Semua bermasker, jarang bicara. Maka,majelis tahlil ini berguna selain penghiburan keluarga, juga sosialisasi antar tetangga.
(5) Sadaqah bagi ahli waris
Ahli waris atau keluarga almarhum/almarhumah, punya kesempatan bersedekah untuk jenazah. Agak ngeri juga ya... namun maksudnya adlaah mengirim doa dan pengharapan, semoga almarhum/almarhumah semakin penuh ampunan dosa.
Perjamuan bagi majelis dzikir, dianggap da diniatkan sebagai sedekah untuk si mayit. Atau keluarga almarhum/almarhumah. Bagi keluarga yang kurang mampu, memang ini menjadi masalah. Karena selama 7 malam berturut-turut, harus memberikan perjamuan.
Karena lingkungan perumahan saya ya lumayan lah tidak berkekurangan, maka menu perjamuan majelis tahlil malah variasi; nasi rawon, lain waktu mie goreng, lain waktu bakso, dan sebagainya. (Lhoo.. kok jadi kayak kulineran ya.. hehehe..). Ya begitulah, Ada kesedihan, ada upaya menghibur keluarga.
Jika lembaga sosial memfasilitasi acara-acara begini, mungkin akan menjadi sosialisasi bagus bagi masyarakat. Artinya keluarga duka, tidak bermasalah baru dengan biaya majelis penghiburan tersebut. Tujuan penghiburan bagi keluarga duka, akan tercapai. Biaya ditanggung lembaga sosial tersebut.
Teriring doa, semoga para pembaca sehat semua, tetap semangat melanjutkan hidup untuk beramal bagi masyarakat, dengan penuh taat terhadap perintah Tuhan.
Santri dan abangan, bersatu dalam memperingati kematian dengan tujuan penghiburan bagi keluarga. Demikian Sekilas cerita dari saya.
(23.10.2020/NDP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H