Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Santri Abangan Peringati Kematian

23 Oktober 2020   22:26 Diperbarui: 23 Oktober 2020   23:11 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beras, gula, nasi dus, kue-kue dalam tas tsb (Dokpri/NDP)

Sesungguhnya tahlil itu adalah tauhid. Laailahaillallah. Tidak ada tuhan selain Allah. Kalimat dasar yang menjadi bunyi utama dalam majelis tahlil. Perulangan yang banyak, menyebabkan sebuah proses tauhid itu masuk dari mulut ke hati.

Bagi yang menghayati,dapat mrebes mili, ingat almarhum/almarhumah,ingat bagaimana jika kita yang mati, dan permenungan spontan lainnya. Meski demikian, sebagian ada juga yang terkantuk kantuk tanpa keluar bunyi dzikir dari mulutnya. 

Beras, gula, nasi dus, kue-kue dalam tas tsb (Dokpri/NDP)
Beras, gula, nasi dus, kue-kue dalam tas tsb (Dokpri/NDP)

(3) Penghiburan bagi keluarga 

Saya termasuk yang sempat menentang tradisi tahlilan ini. Bukan ekstreem menentang sih..., namun ikut pendapat yang tidak membolehkan. Namun ketika ayah saya wafat, warga desa berkerumun dan tetap menggelar tahlilan.

Ibu saya (sekarang juga almarhum), karena juga merasa kehilangan ayah, ingin mengirim doa, akhirnya menggelar acara tersebut. Saya juga larut dalam tahlilan. Lebih banyak dzikir, sambil ingat almarhum ayah yang baru saja wafat ketika itu.

Majelis tahlil digelar 7 malam berturut turut. Biaya yang keluar hanyalah perjamuan biasa, yang wajar sebagaimana ada acara mengundang tetangga. Ketika malam ke 8, tahlilan selesei. Tidak ada lagi. Menunggu hari ke 40, dan seterusnya.

Malam ke-8, barulah saya merasa manfaat tahlilan itu. Ayah yang wafat, beru terasa hilang ketika majelis tahlil selesei. Rumah terasa sepi. Sunyi. Dan hati menyayat, ingin bertemu ayah yang baru saja menghadap Ilahi Rabbi. 

AKhirnya saya tahu. Sebenarnya majelis tahlil itu, ditujukan untuk penghiburan bagi keluarga. Untuk menemani masa transisi berduka cita. 

(4) Sosialisasi warga di era pandemik ini

Gresik bulan Oktober 2020. Majelis tahlil digelar di kompleks perumahan saya. Saya jadi terkenang ketika ayah saya wafat di tahun 1995. Irama zikir kurang lebih sama. Saya tahu manfaat dan tujuan majelis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun