"Kami paham dan terus berusaha komunikasi dengan para alumny UK maupun Eropa lainnya, sebagai bagian dari komitmen UK untuk mensupport pengembangan SDM maritim Indonesia, "kata Pak Malik menanggapi Nugroho.
Acara tersebut, memang tidak secara khusus berdiskusi masalah pendidikan maritim, meskipun STIAMAK hadir bersama dengan beberapa alumnus Port and Shipping Management dari Eropa, namun justru mengemuka berdiskusi masalah kehidupan muslim yang identik dengan Indonesia mayoritas muslim moderat, namun ada isu radikalisme di antara masyarakat.
Identitas muslim di dunia, saat ini mungkin seperti terbelah. Di satu sisi, muslim modern dan moderat, mengembangkan hidup yang setara dengan komunitas lain. Sebaliknya, kalangan non muslim juga menyambut baik dan bahkan memberikan tempat yang terhormat bagi muslim. Meski demikian, pasti memiliki kompetensi dan profesionalitas rekam jejak yang memadai.
Di sisi lain, ada juga komunitas muslim yang "modern tapi tidak moderat", atau bahkan "konservatif dan intoleran".
Namun saat ini, semakin tumbuh kembang muslim yang modern moderat dan berusaha memahami jauh dinamika muslim di banyak negara Asia.
Seperti Pak Malik ini. Dari tahun 2003 hingga 2005, Pak Malik tercatat sebagai Ketua Sekretaris Pribadi untuk Baroness Valerie Amos dan pernah bekerja untuk Hilary Benn MP, Menteri Pembangunan Internasional Inggris. Pada 2006, dengan judul "Menjadikan Pemerintah Bekerja untuk Kaum yang Membutuhkan", ia terlibat sebagai pemimpin proses pembentukan UK White Paper 2006 tentang pembangunan internasional. Lalu pada 2006 hingga 2010, Malik menjabat sebagai Direktur Jenderal di Departemen Pembangunan Internasional Inggris untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tugasnya tak hanya mengatasi isu-isu konflik dan kemanusiaan, melainkan juga harus melakukan reformasi multilateral, mengelola hubungan Inggris dengan sistem pembangunan PBB bahkan hingga membuat kebijakan terkait isu-isu konflik dan keamanan.
(ref: https://id.wikipedia.org/wiki/Moazzam_Malik )
Dengan demikian, bukan semata identitas kelompok yang menonjol, namun terlebih karena beliau memang kompeten di bidangnya.
Ada sentilan yang kontroversial dari Pak Malik ini. Pernah mencuit di twiter, "mengapa selama perjalanan dinas di Papua, tidak ada sopir Papua asli di sana".