Selama periode 10 April sampai dengan 1 Mei 2010, penulis melakukan banyak perjalanan internal Korea yakni ke terminal Mokpo Newport itu sendiri, kantor cabang di Seoul, Hyundai Samho Heavy Industry, Daehan Ship Building Company, Jinju City, Incheon Port yang terkenal dengan lock operation gate system mirip dengan operasi di Terusan Panama, Gwanyang Port, dan Pusan/Busang Port.
Mokpo Newport Terminal berada di lokasi strategis pertengahan Sungai Kuning (Yellow sea rim), dan geografis bagaikan sumbu dari tiga negara Asia Timur Jauh (Jepang, China, dan Korea). Dengan adagium Mokpo Treeport, ditujukan pada model pelabuhan yang benar-benar terintegrasikan dengan area bisnis industry sekaligus tidak sulit dijangkau kawasan hunian penduduk.
Mokpo dekat dengan kompleks industry seperti Daebul, Samho, Cheondam, Yeongam, dan juga ibu kota propinsi Jeollanam akan dipindahkan mendekati lokasi sekitar Mokpo Newport. Mokpo Newport juga berdekatan dengan Pulau Goha, yang merupakan wilayah pengembangan industry Mokpo.
Pelabuhan di Korea sendiri berada di bawah koordinasi Kementrian Tanah, Transportasi dan Kemaritiman (Ministry of Land, Transportation and Maritime Affairs). Program privatisasi juga telah dilaksanakan, sehingga beberapa operator internasional seperti PSA Singapore dan Dubai Internasional juga memiliki saham di Busan Port.
Sebagai pembanding, berikut sebagian tata kelola Pelabuhan di Korea.
Tabel 1: Perbandingan Pelabuhan Indonesia dan Korea
No.
Pelabuhan / terminal
Konstruksi/
Infrastruktur
Operasi/
Operator
Keterangan
1
Mokpo New Port
Swasta
Swasta
Build Operation Transfer/BOT/ Konsesi 50 tahun
2.
Gwangyang Port
Pemerintah
Swasta/TO
Landlord Port - KCTA
3.
Incheon
Pemerintah
Swasta/TO
Landlord,Incheon Port Authority
4.
Busan New Port
Swasta
Swasta
BOT konsesi 50 tahun, Busan Port Authority
5.
PT. Pelindo
BUMN
BUMN – APBMI
Akan diubah pasca UU No. 17 Thn 2008
Sumber: Data primer dan diolah bersama Mr. Ki Doo Ma, GM Marketing Mokpo New Port.
Untuk Mokpo Newport terminal, dapat dikatakan 100 % pelabuhan swasta karena pembangunan infra dan suprastruktur pelabuhan (dermaga, gudang, jalan oeprasional, peralatan bongkar muat), sampai pengoperasiannya dikendalikan oleh Mokpo New Port atau dikenal sebagai MNP Manajemen. MNP sendiri adalah unit logistic pelabuhan dibawah perusahaan konglomerat Korea, Halla Group.
Gwangyang dan Incheon pemilik tanah dan pembangun infrastruktur adalah pemerintah, lantas dioperasikan oleh TO-TO yang notabene adalah perusahaan pelayaran besar. Di Gwangyang, dikendalikan oleh konsorsium bernama Korea Container Terminal Authority (KCTA), sedangkan di Incheon dikendalikan oleh Incheon Port Authority yang mandiri dalam skala municipality (Kota Incheon).
Sedangkan di Busan, pemilik tanah adalah negara (pemerintah pusat Korea), sedangkan pembangun infrastruktur adalah swasta dengan system konsesi 50 tahun. Di sana terdapat operator PSA Singapore, Hutchingson Group, dan Dubai World Operator yang membangun dermaga sekaligus memiliki alat dan mengoperasikannya.
Penutup
Tulisan ini hanyalah pemicu untuk kajian dan bahasan lebih lanjut. Antusiasme Korea dalam menjalin relasional dengan kawan-kawan Asia, yakni Indonesia, Jepang, China, dan India, kiranya menjadi cambuk bagi kita untuk senantiasa bangkit mengiringi berpacunya pertumbuhan ekonomi Asia.