Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tata Kelola Pelabuhan Korea

9 Oktober 2013   19:06 Diperbarui: 10 November 2022   12:43 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13813325172044311726

Selama periode 10 April sampai dengan 1 Mei 2010, penulis melakukan banyak perjalanan internal Korea yakni ke terminal Mokpo Newport itu sendiri, kantor cabang di Seoul, Hyundai Samho Heavy Industry, Daehan Ship Building Company, Jinju City, Incheon Port yang terkenal dengan lock operation gate system mirip dengan operasi di Terusan Panama, Gwanyang Port, dan Pusan/Busang Port. 

Mokpo Newport Terminal berada di lokasi strategis pertengahan Sungai Kuning (Yellow sea rim), dan geografis bagaikan sumbu dari tiga negara Asia Timur Jauh (Jepang, China, dan Korea). Dengan adagium Mokpo Treeport, ditujukan pada model pelabuhan yang benar-benar terintegrasikan dengan area bisnis industry sekaligus tidak sulit dijangkau kawasan hunian penduduk. 

Mokpo dekat dengan kompleks  industry seperti Daebul,  Samho, Cheondam, Yeongam, dan juga ibu kota propinsi Jeollanam akan dipindahkan mendekati lokasi sekitar Mokpo Newport. Mokpo Newport juga berdekatan dengan Pulau Goha, yang merupakan wilayah pengembangan industry Mokpo. 

Pelabuhan di Korea sendiri berada di bawah koordinasi Kementrian Tanah, Transportasi dan Kemaritiman (Ministry of Land, Transportation and Maritime Affairs). Program privatisasi juga telah dilaksanakan, sehingga beberapa operator internasional seperti PSA Singapore dan Dubai Internasional juga memiliki saham di Busan Port. 

Sebagai pembanding, berikut sebagian tata kelola Pelabuhan di Korea. 

Tabel 1: Perbandingan Pelabuhan Indonesia dan Korea

No.

Pelabuhan / terminal

Konstruksi/

Infrastruktur 

Operasi/

Operator

Keterangan

1

Mokpo New Port 

Swasta 

Swasta 

Build Operation Transfer/BOT/ Konsesi 50 tahun 

2. 

Gwangyang Port 

Pemerintah

Swasta/TO

Landlord Port  - KCTA

3.

Incheon 

Pemerintah 

Swasta/TO

Landlord,Incheon Port Authority 

4. 

Busan New Port 

Swasta 

Swasta 

BOT konsesi 50 tahun, Busan Port Authority 

5. 

PT. Pelindo 

BUMN

BUMN – APBMI 

Akan diubah pasca UU No. 17 Thn 2008

Sumber: Data primer dan diolah bersama Mr. Ki Doo Ma, GM Marketing Mokpo New Port.

Untuk Mokpo Newport terminal, dapat dikatakan 100 % pelabuhan swasta karena pembangunan infra dan suprastruktur pelabuhan (dermaga, gudang, jalan oeprasional, peralatan bongkar muat), sampai pengoperasiannya dikendalikan oleh Mokpo New Port  atau dikenal sebagai MNP Manajemen. MNP sendiri adalah unit logistic pelabuhan dibawah perusahaan konglomerat Korea, Halla Group. 

Gwangyang dan Incheon  pemilik tanah dan pembangun infrastruktur adalah pemerintah, lantas dioperasikan oleh TO-TO yang notabene adalah perusahaan pelayaran besar. Di Gwangyang, dikendalikan oleh konsorsium bernama Korea Container Terminal Authority (KCTA), sedangkan di Incheon dikendalikan oleh Incheon Port Authority yang mandiri dalam skala municipality (Kota Incheon).

Sedangkan di Busan, pemilik tanah adalah negara (pemerintah pusat Korea), sedangkan pembangun infrastruktur adalah swasta dengan system konsesi 50 tahun. Di sana terdapat operator PSA Singapore, Hutchingson Group,  dan Dubai World Operator yang membangun dermaga sekaligus memiliki alat dan mengoperasikannya. 

Penutup

 Tulisan ini hanyalah pemicu untuk kajian dan bahasan lebih lanjut. Antusiasme Korea dalam menjalin relasional dengan kawan-kawan Asia, yakni Indonesia, Jepang, China, dan India, kiranya menjadi cambuk bagi kita untuk senantiasa bangkit mengiringi berpacunya pertumbuhan ekonomi Asia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun