Kasus positif harian COVID-19 di Indonesia mulai menunjukkan tren menurun. Kemungkinan besar penurunan ini adalah hasil penurunan mobilitas luar rumah. Akan tetapi, pola tren kasus positif harian tersebut sebenarnya masih perlu dikonfirmasi dengan cara meningkatkan jumlah tes. Penambahan jumlah tes akan memberikan kepastian lebih bahwa penurunan kasus adalah kenyataan riil di lapangan dan bukan efek dari penurunan jumlah tes.
Dari pengamatan grafik, terlihat dalam beberapa hari terakhir ada hari-hari ketika terjadi penurunan tingkat positivitas harian, yaitu ketika terjadi penurunan proporsi kasus positif di antara tes-tes yang dilakukan secara harian. Hal ini menyebabkan menurunnya positivitas mingguan. Kondisi tersebut memberi kesan bahwa kenaikan jumlah kasus positif harian mencapai posisi yang stagnan atau mungkin menurun. Akan tetapi, seperti yang telah kami singgung di atas, tren ini mesti dikonfirmasi dengan penambahan tes.
Penambahan kasus positif harian sekarang masih jauh di atas penambahan yang sama pada waktu awal naiknya lonjakan kasus pada awal bulan Juni. Akan tetapi, mobilitas luar rumah mulai merangkak naik lagi setelah menempati titik terendahnya di minggu ketiga Juli 2021. Titik terendah mobilitas luar rumah pada lonjakan kasus yang kita alami sekarang masih lebih tinggi dibandingkan dengan titik terendah mobilitas luar rumah yang terjadi di lonjakan kasus yang pertama (Januari 2021). Padahal, lonjakan kasus sekarang jauh lebih tinggi daripada lonjakan kasus pada Januari 2021. Ini mengesankan bahwa masyarakat kita mulai berkurang rasa keperluan untuk mengurangi mobilitas. Kemungkinan lainnya adalah kita mulai tidak kuat secara sosial ekonomi untuk menurunkan mobilitas lebih rendah serta lebih lama lagi.
Menurut kami, idealnya dalam menangani lonjakan kasus sekarang adalah dilakukannya penambahan tes untuk mengetahui kenaikan kasus positif harian sebenarnya. Kemudian, mobilitas luar rumah tetap ditekan hingga kasus positif harian menurun dengan lebih signifikan dan stabil. Akan tetapi, jika situasi ideal itu tidak tercapai maka sebaiknya tetap dilakukan penambahan tes meskipun terjadi pelonggaran batasan mobilitas luar rumah. Pelonggaran batasan mobilitas luar rumah itu mutlak harus diikuti penerapan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi yang lebih tegas, konsisten, dan inovatif.
Tren penting lainnya adalah laju vaksinasi nasional. Vaksinasi dosis 2 mengalami tren meningkat. Vaksinasi dosis 1 tampak seperti mengalami anti klimaks. Program vaksinasi mesti tetap digiatkan dengan stabil supaya pandemi COVID-19 cepat selesai di Indonesia. Dengan laju vaksinasi sekarang, target vaksinasi 70% penduduk Indonesia (yang menjadi syarat umum kekebalan kelompok atau herd immunity) baru dapat tercapai pada bulan Juni 2023.
Data yang dipakai dalam tulisan ini bersumber dari KawalCovid dan Google Mobility Reports yang diakses pada 3 Agustus 2021. Grafik-grafik di atas dan visualisasi data lainnya seperti misalnya mobilitas provinsi, data kasus provinsi, peringkat perubahan mobilitas provinsi beserta dataset dapat dilihat di COVID-19 Indonesia.