Para millenials sedari kecil sudah bersinggungan dengan teknologi yang mempermudah diri mereka untuk berkembang, dalam hal ini berkembang di pengetahuannya. Oleh karena itu, dengan adanya sekolah para millenials akan mendapatkan perkembangan tidak hanya di pengetahuannya saja namun juga perkembangan pola pikir.
Mudahnya mencari informasi menjadikan para millenials terkadang mengetahui lebih cepat dari guru mereka atau bisa juga menanyakan hal yang tidak terduga. Hal ini terjadi karena mereka mendapat banyak sekali pengetahuan yang mana mereka ingin konfirmasi kebenarannya kepada guru mereka.
Jika seperti itu, berarti mau tidak mau para guru harus beradaptasi sama cepatnya atau bahkan jauh lebih cepat dari para murid millenials mereka.
 Â
Tantangan Guru di Era Millenial
Tantangan para guru di era millenial sudah bukan rahasia lagi, mereka butuh asupan pengetahuan yang cepat dari teknologi dan menyeimbangkannya dengan kebutuhan para murid.
Berdasarkan hal itu, terutama di saat pandemi covid-19 terjadi, banyak sekali pelatihan-pelatihan daring yang dilakukan para guru demi terwujudnya lingkungan guru yang tidak kalah kuat kecakapan teknologinya daripada murid.
Adanya kegiatan seperti ini juga membantu para guru mempercepat aliran ilmu baru yang harus diterapkan segera, mengingat banyaknya isi kurikulum baru yang harus segera diterapkan kepada para murid.
Jika kita kesampingkan itu terlebih dahulu, maka kita akan menemukan tantangan-tantangan lain yang harus dihadapi para guru di era millenial. Apakah itu? Tentu saja pertanyaan-pertanyaan para murid. Murid di era millenial banyak menanyakan hal-hal yang terkadang belum guru ketahui.
Walaupun pertanyaan-pertanyaan itu terkadang belum menjadi topik yang guru bahas, namun sebagai guru tentunya memfasilitasi para murid dengan jawaban memuaskan adalah kesuksesan tersendiri. Jika hal ini renungkan kembali, maka akan sampai pada semangat mengembangkan diri dengan cara memanfaatkan teknologi.
Tantangan teknologi utama bagi para guru adalah berinovasi dengan memanfaatkan teknologi, hal ini mungkin tidak terlali susah bagi para guru muda yang mayoritas generasi Z, namun ini akan menjadi pembelajaran rutin bagi guru generasi tua yang belum terbiasa dengan teknologi terkini.