Yang pertama, Anda perlu menggunakan alat bantu tambahan seperti helm atau kaca mata yang mana akan menghubungkan Anda ke dalam aplikasi. Di aplikasi itulah apa yang Anda lihat benar- benar terlihat seperti nyata.
Yang kedua, sejauh ini cara ini yang paling simpel. Anda hanya perlu masuk ke dalam aplikasi lalu mengarahkan kamera Anda ke suatu objek (yang biasanya sebuah gambar atau kartu) lalu di dalam smartphone Anda akan muncul gambar versi 3D dari objek datar yang Anda arahkan tadi.
Di dalam dunia Pendidikan, biasanya penerapan AR paling cocok untuk mengamati sesuatu yang susah untuk dilihat langsung, contoh sebuah jantung. Jika teknologi ini diterapkan, anak-anak tentunya akan merasa seperti bermain-main tanpa sadar kalau mereka sedang belajar.
 Â
2. Gamifikasi
Ya, siapa yang tidak suka "game" atau permainan konsol yang biasa anak Anda mainkan. Sekarang terdapat banyak sekali game yang dirilis dengan konsep Pendidikan. Walau salah satu kelemahan dari media game ini adalah susah di proses pembuatan, namun bisa dijamin para siswa yang menjalankannya akan terpaku untuk mengutak-atik atau menyelesaikan tugas yang ada di game tersebut.
Pada dasarnya, ada beberapa jenis gamifikasi Pendidikan yang perlu Anda ketahui, yang pertama permainan yang bisa Anda buat sendiri, atau permainan yang buatan pabrik. Kesulitan dalam membuat permainan sendiri adalah Anda perlu mempunyai kecakapan khusus dalam berteknologi dasar, sedangkan permainan buatan pabrik cukup mahal harganya dan sulit untuk didapatkan.
Terlepas dari semua itu, telah bermunculan web-web yang menyediakan game gratis yang bisa diakses para siswa, namun jika Anda ingin sesuatu yang otentik dan sesuai dengan capaian belajar tersendiri, mau tidak mau Anda harus membuatnya sendiri.
Jangan khawatir untuk pembuatan permainan Pendidikan, banyak platform gratis yang bisa Anda manfaatkan dan itu dapat diakses dengan mudah seperti, Wordwall, Kahoot, Quizizz, dan Educandy.
3. Proyek Pembelajaran
Anak-anak tentu akan sangat senang jika diajak untuk membuat miniatur gunung berapi dan berusaha meletuskannya. Tidak hanya para siswa-siswi di sekolah senang melakukannya, para guru juga semangat dalam menerapkannya.
