Kasih Ibu.. kepada beta.. tak terhingga.. sepagi apa...
Â
Semangat para orang tua dalam menyambut tahun ajaran baru di Provinsi Banten seperti yang telah saya baca di berita-berita terkini membuat saya tersenyum. Pasalnya tak hanya anak-anak yang merasakan langsung Pendidikan di negeri tercinta ini namun, para orang tua juga ikut menciptakan suasana.
Menurut yang saya ketahui, kejadian para orang tua rela berangkat subuh demi posisi bangku anak mereka berasal dari Provinsi Banten. Saking khawatirnya dengan posisi duduk anak, para ibu-ibu sudah men-stater kendaraan mereka selepas solat subuh.
Kejadian ini terbilang unik, saya menanggapinya dengan senyuman karena belum pernah terjadi yang seperti ini di era saya bersekolah dasar. Hanya orang tua yang benar-benar mengharapkan yang terbaik untuk anaknya yang rela melakukan itu.
Beberapa orang tua bahkan melabeli bagian belakang bangku yang dipilih mereka dengan nama yang ditempel dengan kertas, sehingga mereka tidak kehilangan bangku anak mereka.
Saya berpikir bahwa apa mungkin para orang tua tersebut yang menempel nama di bangku sengaja menempel lalu kembali lagi ke rumah untuk menjemput anaknya? Jika benar, itu membuat saya lebih tersenyum lagi sambil sedikit tergelitik.
Entah apapun faktor yang mendasari semangat orang tua tersebut, saya rasa itu hal yang positif. Saat ini saya yakin banyak orang tua yang sama-sama bekerja demi kebutuhan keluarganya, namun antusias yang ditunjukkan warga Provinsi Banten ini seolah menepis persepsi orang tua yang bekerja tidak sayang anak.
Menurut saya pribadi, mungkin kejadian ini berasal dari faktor kasih sayang dan jiwa kompetitif Pendidikan di sana. Saat ini banyak sekali paparan parenting yang tersebar di dunia maya yang membuat para orang tua lebih fokus dengan tumbuh kembang anak, tidak terkecuali Pendidikannya.
Maka dari itu saya tidak heran bahwa ada aksi-aksi preventif dari para orang tua seperti yang di lakukan para orang tua di Banten itu. Sisi supportif yang mereka curahkan untuk anak mereka saya harap dapat memberikan dampak positif bagi para murid di awal tahun ajaran baru ini, termasuk bangun pagi :)
Faktor selnajutnya yang saya pikirkan datang dari sisi kompetitif masyarakat Banten dalam hal Pendidikan. Menarik sekali jika membahas ini dimana sudah tidak ada sistem ranking yang diterapkan Pendidikan di Indonesia.
Sistem ranking sendiri sebenarnya sangat mempengaruhi para orang tua untuk saling mendukung dan menfasilitasi anak mereka untuk berkembang lebih baik. Jika masih ada sistem ranking sudah wajar jiwa kompetitif di suatu masyarakat bisa bermunculan.
Alangkah hebatnya lagi yang terjadi di Provinsi Banten ini, sudah tidak ada sistem ranking jiwa kompetitif masih menjadi-jadi, tepuk tangan untuk para orang tua di luar sana yang melakukan usaha serupa untuk anak-anaknya.
Jika membahas soal posisi bangku, biasanya berpengaruh pada performa dan suasana belajar seorang murid. Kalau saya pribadi, ketika saya berada di bangku sekolah dasar di hari pertama masuk sekolah sehabis liburan merupakan penentuan siapa yang akan duduk di bangku tersebut selama satu semester.
Pada masa itu harusnya menjadi hal yang biasa jika ada rebutan bangku yang dilakukan oleh orang tua seperti ini, namun di masa saya tidak pernah terjadi. Para orang tua cenderung memasrahkan urusan bangku dan hal serupa lainnya langsung ke anak-anak mereka.
Itu pun saya rasa baik juga untuk kemandirian dan rasa tanggung jawab anak pada dirinya. Saat ini bahkan sudah sering menerapkan rolling bangku duduk secara berkala untuk menghindari rasa jenuh yang mungkin terjadi.
Saya menyambut baik hal-hal supportif yang dilakukan para orang tua untuk anaknya yang seperti ini. Hal ini sangat menyentuh melihat bagaimana para orang tua begitu peduli pada anaknya, mari kesampingkan terlebih dahulu kesan memanjakan anak sejenak.
Saya rasa jika hanya untuk membantu menentukan posisi terbaik anak untuk belajar tidaklah mengapa. Selama itu tidak berkelanjutan hingga usia tak lagi belia. Anak-anak perlu mendapatkan mental seperti orang tuanya ketika belia hingga remaja, karena itu penting untuk dirinya di dunia dewasa.
Siapa mengira suatu saat anak-anak itu yang akan berganti berlomba-lomba mencarikan kursi orang tuanya berangkat ke tanah suci, bukankah itu sangat menggoda hati tahu bahwa buah hati paham cara membalas budi.
Sudah banyak hal yang menjadi keresahan kita dalam Pendidikan saat ini. Mulai dari godaan-godaan institusi palsu, cepat bergantinya suatu kebijakan, kebingungan guru dan karyawan sekolah atas statusnya, cepatnya arus teknologi meninggalkan yang tertinggal dan galaknya standar masuk perguruan tinggi.
Mari janganlah takut dengan semua itu, apa yang membantu kita nantinya adalah tekad dan bantuan dari Sang Maha Kuasa. Anak-anak cukup belajar dengan semestinya hingga kabut di pikirannya mulai menghilang dan memunculkan sinar emasnya.
Teruslah seperti ini Indonesiaku, kekuatan kita bukanlah akal atau teknologi, namun rasa berjuang yang tinggi demi anak-anak ibu pertiwi.
Satu hal yang terlewat namun jangan sampai terlewat, ketahuilah kesuksesan anak terletak pada hati dan akhlaknya. Jika mereka mendapatkan cukup kasih sayang dari orang tuanya, gunung apa yang tidak bisa mereka ubah menjadi berlian, Anda sudah tahu bukan kekuatan cinta, pada orang tua? Semangat generasi Indonesiaku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H