Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Tanah Air

16 November 2024   22:57 Diperbarui: 17 November 2024   07:43 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki tua yang ringkih itu duduk di teras apartemennya

Salju terus turun bagai kapas yang membuat gemetar tangannya

Di tangannya digenggamnya miniatur bendera merah putih yang sudah lusuh warnanya

Dari dalam terdengar suara piringan hitam memutar lagu-lagu Indonesia 

Kerinduannya akan tanah air tercinta tetap menyala

Ia menyesali sejarah yang telah membuangnya ke negeri beruang merah ini karena ia waktu itu hanya ingin studi lanjut tuk mengubah hidupnya

Malang pergantian Orde pemerintahan membuatnya dilarang pulang ke Indonesia

Waktu berganti masa dan janji yang berkuasa untuk mengurusnya supaya bisa pulang tak kunjung tiba

Tinggal ia terus memendam rindu pada tanah air tercinta

Bagai bumi gersang yang merindukan hujan tapi tak kunjung tiba jua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun