Pada setitik embun impian sang gadis senantiasa dititipkan
Karna embun itu mengingatkannya ketika tangan sang lelaki mengusap lembut wajahnya yang bak rembulan
Memang embun itu tak seberapaa membasahi tapi justru jadi sarana percintaan
Tapi sayang seperti embun percintaan tak berlangsung dengan keabadian
Tapi sang gadis masih terus berharap malam digantikan
Digantikan pagi yang akan menghantarkan tetesan embun di wajahnya sehingga datang kembali sang lelaki yang mengelus pipinya dengan kehangatan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!