Sang demonstran tiba-tiba menemukan catatan lama perjalanan hidupnya
Episode-episode awal ketika jiwa mudanya masih kental tercatat secara rapi dan mempesona
Idealismelah waktu itu yang ia perjuangkan tanpa kompromi dan inginkan uang dan harta
Tapi kini buku itu sudah lusuh dan tulisannya sudah tak terbaca
Sebagaimana kini ia sudah duduk di singgasana
Singgasana yang irionisnya ia dapat dari menindas rakyat jelata yang dulu ia perjuangkan nasibnya
Tapi sang demonstran lupa bahwa kelak buku catatan lamanya akan dibuka halaman per halaman di depan Yang Mahakuasa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!