Rina mendapat kabar bahwa ibunya sakit keras dan keluarganya mengharapkan ia segera pulang. Rina tentu bingung karena hari sudah larut malam dan seingatnya hanya mungkinia naik kereta api ke kota kelahirannya. Tapi ia khawatir tak akan mendapatkan tiket karena waktu yang mendadak dan frekuensi dari tempatnya saat ini kost dan bekerja ke kota kelahirannya sangat jarang.
Tapi karena rasa khawatir dan sayangnya pada ibunda yang sakit keras di kota kelahirannya, ia berangkat juga ke stasiun kereta api. Pikirnya mungkin kalau ia beruntung bisa mendapatkan tiket untuk pulang dan juga mungkin kereta api ke kota kelahirannya terlambat berangkat sehingga  ia bisa pulang ke kampung halamannya.
Sesampai di stasiun memang kondisi stasiun sudah sepi. Â Namun Rina melihat dari kejauhan ada kereta yang akan masuk ke stasiun. Benar saja kereta itu berhenti. Beberapa pramugara dan pramugari dengan ramah mempersilahkannya masuk kereta. Ketika Rina mengatakan bahwa ia belum membeli tiket, seorang pramugara kereta api itu mengatakan bahwa Rina bisa embelinya di atas kereta.
Di dalam kereta, Â Rina mulai merasakan keanehan. Semua penumpang duduk diam dan tak berbicara satu sama lain. Wajah mereka juga rata-rata pucat. Yang lebih aneh lagi kereta itu melaju dengan cepat tanpa berhenti di stasiun manapun.
Akhirnya Rina sampai juga di stasiun tujuannya. Anehnya lagi hanya dia yang turun di stasiun itu. Setelah ia turun kereta itupun langsung berangkat dengan kecepatan tinggi dan segera menghilang dari pandangannya.
Setelah ia turun ia bertemu dengan seorang petugas di stasiun itu. Rina bertanya pada petugas itu apakah tadi kereta api yang ditumpanginya itu merupakan kereta baru. Sang petugas terheran-heran dengan pertanyaan Rina. Sang petugas menjawab bahwa ia tak melihat ada kereta datang. Yang dilihatnya hanya Rina yang berjalan sendirian di rel kereta api.
Rupanya Rina telah menaiki kereta super cepat yang sebenarnya adalah kereta hantu.
