Sang gadis pulang kembali ke Semarang kota kelahirannya
Karena sesuai tradisi ini saat menjelang Imlek tahun baru China
Ia termangu di klenteng besar di daerah Gang Pinggir dengan tetesan air mata
Di tempat itu sekian tahun lalu ia membawa kekasihnya tuk mengenal budaya dan agama yang dianutnya
Kekasihnya memang pemuda yang berbeda segalanya baik ras, budaya maupun agamanya
Waktu itu Imlek sedang dirayakan dengan meriahnya
Sang gadis bergandeng mesra dengan kekasihnya
Tapi Ia tak tahu kalau itu saat terakhir sang pemuda bersamanya
Setelah itu ia tak boleh lagi bertemu dengan sang pemuda oleh keluarganya karena tradisi ketat yang dipertahankan keluarga
Dan beberapa saat kemudian karena sedih tak terkira sang pemuda juga meninggal dunia
Sedih tak terkira sang gadis meninggalkan Semarang ke Jakarta
Meski sudah sukses sebagai pengusaha sang gadis memutuskan untuk tak menikah karena tak ingin berkhianat pada almarhum kekasihnya
Tahun ini sang gadis pulang dan ke klenteng mungkin untuk terakhir kalinya
Meski sedih sang gadis sadar bahwa kesedihan tak juga mengembalikan kekasihnya
Ia ingin melangkah ke depan dengan mungkin berusaha bahagia meski tak berdua
Ia berdoa juga kepada Tuhan semoga ia korban terakhir tradisi kolot yang tak mentoleransikan percintaan dan pernikahan berbeda segalanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H