wanita tua itu duduk di depan jendela kamarnya
Setiap soreRambutnya telah memutih semua
Raganya pun telah ringkih bagai tak kuasa tegak berdiri sebentar saja
Ia memandang ke luar dari jendela
Ke arah dermaga
Sambil berbuat demikian didendangkannya dengan lirih lagu-lagu yang dulu dipakainya untuk meninabobokkan sang putera
Tapi sang putera itu kini telah meninggalkannya demi ambisi menguasai dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!