Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bisakah Pendapatan Per Kapita Indonesia di Atas 7.200 Dolar AS di tahun 2028?

7 Mei 2023   23:17 Diperbarui: 7 Mei 2023   23:32 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: nasional.kompas.com

Menanggapi ramainya bursa calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024, Menteri Negara Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan berpendapat menarik. 

Secara tegas ia mengatakan bahwa jika program-program Jokowi bisa dilanjutkan oleh presiden berikutnya maka pendapatan rata-rata per orang Indonesia  bisa mencapai di atas 7.200 dolar AS atau kalau memakai kurs Rp 14.500/ dolar AS maka akan sama dengan di atas Rp 104.400.000,- 

Sebuah angka yang jauh meningkat dibanding pendapatan per kapita di tahun 2022 sebesar  4.784 dolar AS per orang atau dengan asumsi kurs yang sama maka dalam rupiah adalah Rp 69.368.000.

Sebagaimana diketahui pendapatan per kapita adalah ukuran yang paling sering digunakan sebagai indikator kinerja ekonomi dan kesejahteraan suatu negara.

Lalu siapa yang secara tersamar disebut Luhut bisa meneruskan program-program Jokowi? Tentu masyarakat akan paham bahwa yang dimaksud adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo  (GP) yang sekarang sudah ditunjuk secara resmi oleh PDIP sebagai calon presidennya.

Ganjar Pranowo bisa dianggap bisa meneruskan program-program Jokowi karena tampaknya Jokowi sepenuhnya menyetuji GP sebagai penerusnya. Hal itu tampak pada kedekatan Jokowi dengan GP saat pengumuman GP sebagai capres PDIP di istana Batu Tulis dan setelahnya.

Jokowi tampaknya sudah menerima GP sepenuhnya meski sebelumnya sempat kecewa karena GP menolak Israel ikut di Piala Dunia U-20 sehingga akhirnya Indonesia dibatalkan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.  Tetapi tampaknya penolakan GP adalah tes terakhir dan terberat kesetiannya pada garis partai. Sebelum peristiwa penolakan Israel ikut Piala Dunia U-20 sebenarnya Jokowi juga sudah memberi sinyal yang kuat bahwa penggantinya yang tepat adalah GP dengan pernyataan pemimpin penggantinya "berambut putih".

Pada saat pengumuman GP sebagai capres PDIP untuk pemilu 2024, Jokowi menyempatkan hadir dan memberikan sambutan padahal ia sudah pulang ke Solo untuk merayakan Lebaran. 

Saat setelah pengumuman Jokowi mengajak GP satu mobil ke bandara lalu satu pesawat ketika Jokowi pulang ke Solo. Mungkin yang dibicarakan saat dalam perjalanan adalah visi, misi, bahkan yang leebih kongkrit program-program Jokowi yang diharapkan dapat diteruskan GP.

Banyak program-program Jokowi yang telah berhasil dilaksanakan dan berada di jalur yang benar unuk peningkatan pendapatan per kapita Indonesia secara konsisten. Program tersebut misalnya adalah pembangunan infrastruktur yang lebih baik dan merata. Lebih merata artinya tidak hanya berpusat di Pulau Jawa dan Kawasan Barat Indonesia (KBI) tetapi juga di luar Jawa dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Kini memang masyarakat masih menanti siapa yang akan jadi calon wakil presiden dari GP. Ada beberapa nama yang muncul seperti Mahfud MD dan Erick Tohir.  Masyarakat tampaknya masih harus menunggu siapa cawapres GP untuk Pemilu 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun