Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rambutpun Terhitung

29 April 2023   23:50 Diperbarui: 29 April 2023   23:54 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pexels.com

Kali ini di tengah siang bolong sang lelaki tertidur dan kembali bermimpi tak biasa

Ia bermimpi dihadapkan pada pengadilan terakhir yang akan menentukan nasibnya

Dalam pembelaannya ia memaparkan seluruh perbuatan baik yang dilakukannya

Tapi, ia menyembunyikan segala perbuatan buruk dan dosanya

Sang hakim dengan marah menunjukkan kepadanya segala dosa dan kesalahan sampai yang sekecil-kecilnya

Sang lelaki heran bagaimana sang hakim tahu semuanya

Lalu sang hakim berkata bahwa tak ada dari sang lelaki yang tak diketahuinya

Lalu sang hakim mengatakan bahwa ia tahu dengan persis jumlah rambut yang ada di kepala sang lelaki seraya menyebut suatu angka

Sang lelaki lalu terjaga dari mimpi dan tidurnya

Kini ia tahu bahwa nanti di depan sang hakim pengadilan di akhir dunia ia tak bisa menyembunyikan segala aib dan dosanya

Maka ia berjanji dan berusaha menjauhi segala pebuatan dosa dan nista selama di dunia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun