Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cuci Tangan

4 April 2023   22:43 Diperbarui: 4 April 2023   23:36 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Sang penguasa itu mencuci tangannya

Bukan karena tangannya kotor habis menyantap makanan yang dihidangkan di hadapannya

Itu hanya simbol bahwa ia hendak melepaskan tanggungjawabnya terhadap masalah berat yang mestinya di bawah kuasanya

Jadi pejabat di negara besar dan kaya memang harus punya jurus menghindar supaya tetap berjaya dan kuasa

Tapi sang pejabat tak pernah sadar ataubahkan pula-pula lupa bahwa masih ada nantinya pengadilan di akhirat sana

Pengadilan di mana setiap manusia harus menghadapi sendiri sidangnya

Tak ada yang bisa ditutupi sekecil apapun kesalahan dan dosa

Dan akhirnya orang yang didunia menjadi orang yang paling berkuasa menjadi orang yang paling hina

Maka selagi di dunia lebih baik bertobat dan mencuci diri dari dosa daripada mencuci tangan untuk menghindar dari cerca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun