Sang lelaki tertidur lelap dan bermimpi
Ia bermimpi dihadapkan pada pengadilan Illahi
Pada pengadilan itu ia dituduh melakukan dosa yang keji
Ia lalu membela diri bahwa ia tak merasa melakukan hal-hal keji
Lalu sang hakim berkata bahwa justru karena diam dan tak melakukan apa-apa itulah suatu perbuatan yang akibatnya ngeri
Sang hakimpun membacakan sederetan tuduhan:
Ketika orang membabat hutan kamu hanya diam sunyi
Ketika orang menggunakan uang milik rakyat untuk kepentingan pribadi juga mulutmu terkunci
Bahkan ketika tetanggamu tak punya nasi engkau dengan enaknya tertidur dan bermimpi
Mendengar itu sang lelaki pucat pasi
Tapi kemudian ia bernapas lega karena ternyata semuanya hanya mimpi