Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menguak Fenomena Dejavu

17 Juli 2022   00:55 Diperbarui: 17 Juli 2022   01:10 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dejavu berasal dari bahsa Perancis yang berarti "pernah melihat". Banyak orang pernah mengalami Dejavu yaitu merasa pernah mengalami atau melihat sesuatu  yang sama di masa lalu atau  masa sebelumnya.

Banyak orang menghubungkan hal itu dengan hal mistis dan atau kemampuan istimewa yang dimiliki seseorang. Kemampuan istimewa itu misalnya yang sering dijadikan alas an mengapa seseorang mengalami Dejavu adalah bahwa ia seorang indigo. Seorang indigo yang punya kemampuan untuk memilhat ia di masa lalu (atau biasanya dikaitkan dengan fenomena reinkarnasi).

Namun banyak ahli khususnya para psikolog dan psikiater serta dokter yang mencoba mencari penjelasan ilmiah mengapa seseorang bisa mengalami Dejavu. Ada dua teori yang menjelaskan fenomena Dejavu secara ilmiah.

Teori pertama, mengatakan bahwa Dejavu terjadi karena pemanggilan kembali ingatan (memory Recall). Menurut teori ini seseorang mengaalami Dejavu sebagai respon atau tanggapan terhadap suatu peristiwa yang mirip di masa lalu tetapi ia tidak mengingatnya. Namun otak bawah sadarnya telah merekam kejadian itu sehingga ketika peristiwa masa kini yang mirip dengan peristiwa masa lalu itu terjadi maka ia seolah-olah pernah mengalami peristiwa itu di masa lalu. Contoh nyatanya: ada seorang anak yang masih bayi diajak orangtuanya ke suatu tempat. Ketika ia dewasa dan mengunjungi tempat itu makai a merasa familiar dengan tempat itu.

Teori kedua, mengatakan bahwa Dejavu terjadi karena kerusakan bagian otak yang bernama  Lobus Temporal yang berfungsi untuk menyimpan memori. Karena gangguan bagian otak ini maka seseorang merasa pernah mengalami peristiwa yang mirip di masa lalu, padahal sebenarnya tidak.

Riset-riset yang terkait dengan fenomena Dejavu ini sampai sekarang masih berlangsung untuk menemukan alasan terjadinya secara lebih pasti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun