Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ruang Publik Kian Sempit

15 Juli 2022   23:20 Diperbarui: 15 Juli 2022   23:34 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang lelaki tua itu hanya bisa merenung secara pahit

Ruang publik di kotanya kian sempit

Dulu ketika ia kecil ia sangat suka berkumpul bersama teman-temannya di alun-alun di depan masjid

Kini alun-alun itu tak ada lagi bahkan dalam luas yang sangat sempit karena terhimpit

Terhimpt oleh berbagai aktivitas perdagangan dan komersial yang sebenarnya hanya menciptakan kehidupan yang pahit

Kehidupan yang individualistik dan tak lagi kenal satu dengan yang lain meski rumah mereka berhimpit sehingga manusia jadi egois dan tak peduli satu sama lain meski mereka sama-sama menjerit

Ia tak tahu mana yang lebih dahulu: ruang publik yang sempit sehingga manusia jadi egois, ataukah karena manusia modern makin egois sehingga tak butuh lagi ruang publik yang luas hingga makin menyempit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun