Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tangisan Pohon

28 Maret 2022   00:51 Diperbarui: 28 Maret 2022   00:59 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Pohon di tepi jalan itu menangis berkepanjangan jadinya
Ia menangis bukan hanya untuk dirinya tetapi untuk alam seluruhnya

Pasalnya, benar-benar kini alam tak lagi bersahabat dengannya dan juga teman-teman sesama mahluk hidup penghuni dunia
Hujan di bulan-bulan yang seharusnya basah tak lagi ada
Kini panas terik sudah mulai membakar dirinya
Mungkin pula seluruh sesama mahluk ciptaan Yang Kuasa

Apakah sebabnya?
Jelas ulah manusia yang merusak alam ciptaanNya
Hutan ditebangi seenaknya.
Tak ada lagi kesejukan yang imbul dari oksigen yang dilepas teman-teman tumbuhan sesamanya

Di kota hanya ada hutan-hutan beton yang melepas panas tak terkira
Jelas hasilnya adalah perubahan iklmi yang membuat sengsara

Dalam penderitaannya sang pohon hanya berseru yang tak kentara:
Wahai manusia kapankah engkau sadar perbuatanmu yang menggila?
Tak ada jawab dari manusia karena mungkin sudah tuli telinga dan tumpul pikiran dan hati nuraninya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun