Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Hanya Bunga yang di Pusara

22 Maret 2022   12:04 Diperbarui: 22 Maret 2022   12:07 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini hari-hari menjelang ramadhan dan awal puasa

Sang gadis belia pergi ke pusara ayah dan ibunya

Dipersembahkannya bunga-bunga dan ditaburkannya di pusara disertai doa

Arwah ayah dan bundanya tersenyum bahagia menerima persembahan ananda

Namun lewat isyarat lewat angin dan pohon kamboja, kedua orangtua mengirimkan pesan-pesan berharga

Kata orangtua sang gadis belia:" Nak, kami senang engkau berkunjung dan memberi kami bunga serta doa di pusara. Tapi kami lebih senang tidak hanya bunga dan doa di pusara tapi juga bunga atau kusuma yang lainnya."

"Bunga lainnya itu berupa doamu yang tak putus kepada Tuhan yaang Mahaesa tidak hanya bagi jiwa kami tetapi juga ungkapan syukur atas hidupmu dengan berbagai karunia yang diberikanNya. Juga permohonan agar engkau senantiasa dijaga kesucianmu serta dimudahkan rejekimu untuk bertahan hidup di dunia", bisik arwah kedua orangtua.

"Bunga harum lainnya adalah perilakumu yang terpuji dan tak bernoda. Perilaku terpuji berupa menolong sesama yang menderita. Memelihara alam sekitar agar bertahan kelestarian dan indahnya. Juga bagi semua mahluk ciptaanNya dengan jangan menyakitinya". Ungkap arwah sang orangtua mengakhiri pesannya.

Saat pesan itu selesai disampaikan bunga kamboja jatuh ke tangan sang gadis belia.

Anginpun bertiup semilir seakan berbisik kepadanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun