Sang lelaki merenung tentang rindu. Rindu kepada kekasihnya yang pergi tanpa memberi kabar terlebih dahulu
Bagi sang lelaki, rindu itu ibarat peluru dan kekasihnya bagai penembak jitu. Tembakannya langsung tepat sasaran mengenai kalbu dan menyayat bagai sembilu.
Rindu itu juga bagi sang lelaki bagai bumi di musim kemarau yang menanti datangnya hujan meski hanya sejenak setelah itu berlalu.
Tapi rindu yang membelenggu sang lelaki memang tak akan memanggil sang gadis pulang untuk kembali berpadu. Ia sudah jadi masa lalu. Masa lalu yang bagaikan hujan turun yang tak mungkin kembali lagi ke langit biru.
Namun cinta teramat dalam membuat sang lelaki tetap memelihara rindu itu meski ia tahu hal itu akan membuatnya makin layu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H