Gadis itu memandang ke langit sesudah hujan reda.
Tampaklah pelangi di angkasa. Warnanya seperti pelangi pada umumnya. Ada tujuh warna seperti biasanya: merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu, dan nila. Mestinya itu indah dipandang mata.
Namun hati sang gadis sedang dirundung duka dan luka. Sebenarnya luka itu sudah tertutup sejak lama dengan hadirnya lelaki yang baru menggantikan lelaki lama yang meninggalkannya.
Tapi, ah, tampaknya semua lelaki sama saja. Lelaki yang baru mengisi hatinya itupun pergi tanpa kabar pula. Luka di hati sang gadis kembali menganga.
Maka ketika pelangi tiba di senja sehabis hujan reda, sang gadis ingin menambah satu warna di sana. Tak lain adalah warna hitam pekat yang mewakili hatinya. Biarlah orang lain mengatakan pelangi jadi tak indah lagi sebagaimana seharusnya. Bagi sang gadis bukan indahnya pelangi tetapi pelangi sebagai tanda alam mewakili perasaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H