Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Gadis yang Bagaikan Senja

28 Oktober 2021   22:39 Diperbarui: 28 Oktober 2021   23:03 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Sang  gadis merenungkan nasibnya yang bagai senja.

Senja hanyalah penghantar saja. Senja menghantar matahari yang pergi memalingkan muka. Juga mengantarkan rembulan yang datang menggantikan berjaga.

Gadis itu hanya datang di kehidupan sang lelaki sebentar saja. Ia datang pada saat jeda. Ketika kekasih pertama sang lelaki meinggal dunia dan sebelum kekasih terakhir lelaki datang serta jadi pasangan abadi selamanya.

Sebagai pengisi jeda yang bagaikan senja, sang gadis tampaknya menerima perannya. Ia tak sakit hati dan juga tak ingin meninggalkan luka. Hanya saja ia tetap berharap suatu saat nanti ada peran yang lebih pasti baginya. Entah sebagai matahari, atau sebagai bulan tetapi bukan sebagai senja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun