Gadis kecil itu dengan bangga memamerkan baju jahitan ibunya dari berbagai kain perca kepada teman-temannya.
Menurut sang gadis hasil jahitan ibunya indah tak terkira. Tersusun dari berbagai motif dan warna. Menjadi sebuah mosaik yang mengalahkan lukisan abstrak para pelukis ternama.
Padahal sang ibu menjahit baju itu karena memang tak ada bahan utuh sesungguhnya. Kemiskinan membuat sang ibu melakukannya. Berbagai sisa kain atau perca dijahitnya dengan rasa cinta dan juga air mata.
Tapi bagi sang gadis luka, air mata , dan rasa cinta ibunda ternyata membuahkan maha karya yang sempurna.
Mungkin itu cara Tuhan mengubah yang hina jadi permata. Pun pula mengubah duka-lara, air mata, dan cinta menjadi tanda mata yang mengalahkan indahnya permata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H