Tiap sore gadis itu selalu minta dihantarkan ke stasiun kereta. Tukang ojek yang menjadi langganannya hafal betul jadwalnya dan tak pernah menolak menghantarkannya.
Orang-orang di stasiun itu juga sudah biasa melihatnya. Ketika ditanya orang baru siapa sang wanita, mereka menjawab bahwa gadis itu hilang ingatannya. Sudah setahun ini begitu saja perilakunya. Datang ke peron stasiun menunggu seseorang dan tengah malam pulang karena katanya yang ditunggunya ternyata tak jadi tiba.
Tapi ketika ditanya oleh seseorang, gadis itu bercerita dengan hafalnya kisah cintanya. Katanya sang perjaka kekasihnya hanya pergi sementara tuk menjemput orangtuanya guna melamar sang wanita. Tapi setelah sekian lama sang perjaka tak kunjung tiba. Kabar burung mengatakan sang lelaki sudah beristri dan kini berbadan dua.
Orang-orang mengatakan bahwa sang gadis telah hilang ingatannya. Tetapi jika menyaksikan ia bisa bercerita tentang kisah cintanya secara urut sempurna, maka ia tak hilang ingatan sebenarnya. Ingatannya tak hilang tetapi ada yang salah dengan logikanya. Cinta yang terlalu sempurna telah menghilangkan logikanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H