Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jiwa Penurut dan Suci tapi Daging Tidak

21 Agustus 2021   21:23 Diperbarui: 21 Agustus 2021   21:24 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jiwa selalu penurut, murni dan suci.  Niatnya selalu menuruti perintah Yang Ilahi. Ia selalu sadar suatu saat nanti harus kembali pada cahaya yang suci. Pada yang dahulu meniupkannya ke bumi dan bersatu dengan raga sehingga terciptalah manusia secara rohani dan ragawi.

Namun di lain sisi. Daging tak pernah menuruti kehendak Ilahi. Ia selalu mencari kesenangan duniawi. Tak peduli jika suatu saat nanti harus menghadapi mahkamah  abadi yang akan memutuskan kee mana dia harus pergi.

Hidup manusia selalu dipenuhi ketegangan antara jiwa dan daging yang selalu berkelahi. Mana yang akan menang yang akan menentukan ke mana manusia akan pergi. Kunci supaya jiwa atau rohani yang menang adalah dengan pengendalian diri. Lewat olah pikiran, rasa,  semedi dan kontemplasi.

Tak lupa harus pula meminta tolong Tuhan yang Maha Pengasih yang selalu memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun