Bima atau Werkudara adalah anak kedua dari lima bersaudara Pandawa Lima.
Ia punya perawakan gagah perkasa. Punya pusaka kuku Pancanaka dan sebuah gada bernama Rujakpala.
Sifatnya jujur, menganggap semua mahluk sama derajatnya dan tidak takut takut pada siapa saja. Diwujudkannya hal itu antara lain ketika berbicara tak pernah menggunakan bahasa jawa halus (krama inggil) terhadap siapapun juga, termasuk kepada para dewa. Hanya kepada dewa tertinggi atau pimpinan para dewa yaitu Sang Hyang Wenang yang menjelma menjadi Dewa Ruci ia menggunakan bahasa jawa krama inggil. Ia juga tak pernah duduk di hadapan lawan bicara kecuali dengan Sang Hyang Wenang atau Dewa Ruci sebagai sikap tak mau direndahkan lawan bicaranya.
Ketika perang Baratayudha, dia melawan Duryudhana raja Astina pimpinan para Kurawa. Perang dimenangkan Bima yang meremukkan paha Duryudana yang merupakan kelemahannya sekaligus memenuhi sumpahnya untuk membunuh Duryudana karena telah mempermalukan Dewi Kunthi Ibunya.
Dalam pandangan manusia mungkin Bima dianggap kasar dan tak tahu tata krama. Tetapi mestinya harus diambil sifat baiknya, yaitu jujur, cinta kebenaran, menganggap manusia sama semua derajatnya, dan ak takur apapun jika ia merasa benar adanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H