Cinta suami istri yang serasi sudah melebur dan oleh mata mungkin tak terdeteks. Ia bagai garam dalam masakan yang tak kelihatan tetapi memberi rasa yang dapat dinikmati.
Tak perlu banyak kata yang hanya membuat udara terpolusi. Ia hadir dalam aksi dan intuisi yang tak banyak harus diucapkan dalam narasi
Cinta semacam ini hadir dalam relasi yang saling mengisi dan lewat proses tiada henti. Tentu ada diskusi dan friksi. Tapi itu hanya pemanis agar minuman bertambah manis tuk dicicipi . Ia juga bagai  asahan agar bersinarlah intan baiduri.
Jadi cinta suami istri yang sudah jadi itu tak terungkap lewat diksi tetapi hanya lewat isyarat, bahasa tubuh, dan tindakan dalam sunyi. Tentu di sana ada campurtangan Ilahi. Sang ilahi menghendaki agar cintaNya pada manusia di bumi terefleksi pada cinta suami isteri yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H