Sedari pagi si kecil itu meminta baju baru untuk lebaran pada ibunya. Memang mereka tak bisa mudik, tapi baju itu toh bisa dipakai di rumah jika ada tetangga yang bertamu untuk mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri.
Rengekan si kecil makin menjadi ketika tahu tetangganya sudah dibelikan baju baru ibunya.
Sang ibu pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak. Semuanya naik. Beras naik. Telur naik. Daging ayam naik. Bumbu-bumbu dapur naik. Hanya gaji suaminya yang tak naik. Katanya perusahaan tempatnya bekerja sedang kesulitan akibat pandemi. Tidak di PHK saja sudah untung, kata suaminya.
Tapi si kecil kan tidak mau tahu semuanya itu.
Akhirnya dengan berat hati, si ibu mengabulkan keinginan sang anak. Ia kurbankan keinginan sendiri untuk juga membeli baju baru. Bahkan dijualnya perhiasan emas  kawin ketika ia menikah.
Bagi sang ibu pengurbanan itu menampakkan citra dan wajah yang indah baik di depan orang maupun Tuhan. Melebihi kecantikan dan citranya ketika ia memakai baju lebaran baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H