Beginilah perjalanan manusia yang adalah kita.
Tujuh bulan di rahim ibunda. Bagai di alam sutera nan indah. Tiada airmata. Tiada gelombang dan batu karang tajam yang melukai raga.
Tibalah  di dunia. Tak enak udara dan suasana hingga tangisan yang meledak bukan senyuman. Lalu hari demi hari dijalani juga. Pintu tertawa dan ceria kembali dibuka di bawah lindungan ayah dan bunda. Ciata-cita wajib dilambungkan di angkasa.
Beranjak dewasa dunia makin kejam saja. Tak semua cita-cita menjadi nyata. Cita-cita sebagai hartawan hanya tercapai sebatas cukup untuk makan saja. Tapi tetap harus disyukuri juga.
Ketika menjelang senja, semua sudah tak bisa berubah jua. Tinggal mempersiapkan menuju kepadaNya seraya berusaha bahagia dengan yang ada dan berbuat baik kepada sesama
Dan tibalah saat istirahat yang kekal selamanya. Membawa segala amal dan dosa. Harus dipertanggungjawabkan secara pribadi dan tak bisa menuda dan menyangkal pula
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H