Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjalanan Manusia yang adalah Kita

28 Januari 2021   21:16 Diperbarui: 28 Januari 2021   21:32 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan manusia (sumber gambar: kiprispdr.org)

Beginilah perjalanan manusia yang adalah kita.

Tujuh bulan di rahim ibunda. Bagai di alam sutera nan indah. Tiada airmata. Tiada gelombang dan batu karang tajam yang melukai raga.

Tibalah  di dunia. Tak enak udara dan suasana hingga tangisan yang meledak bukan senyuman. Lalu hari demi hari dijalani juga. Pintu tertawa dan ceria kembali dibuka di bawah lindungan ayah dan bunda. Ciata-cita wajib dilambungkan di angkasa.

Beranjak dewasa dunia makin kejam saja. Tak semua cita-cita menjadi nyata. Cita-cita sebagai hartawan hanya tercapai sebatas cukup untuk makan saja. Tapi tetap harus disyukuri juga.

Ketika menjelang senja, semua sudah tak bisa berubah jua. Tinggal mempersiapkan menuju kepadaNya seraya berusaha bahagia dengan yang ada dan berbuat baik kepada sesama

Dan tibalah saat istirahat yang kekal selamanya. Membawa segala amal dan dosa. Harus dipertanggungjawabkan secara pribadi dan tak bisa menuda dan menyangkal pula

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun