Dulu tanah di desa itu subur dengan musim yang silih berganti, Ada waktu menanam. Ada waktu memanen. Angin masih semilir dan kicauan burung masih terdengar bernyanyi.
Kini tak lagi. Tanah itu jadi tanah tak bermusim. Tanaman berganti dengan pabrik industri. Hanya ada udara pengap dan polusi. Suara burung berganti dengan suara serak mesin pabrik.
Revolusi hijau telah berganti dengan revolusi hitam  industri. Dan rakyat serta petani pun merugi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!