Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanah Tak Bermusim

11 Januari 2021   12:16 Diperbarui: 11 Januari 2021   12:29 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu tanah di desa itu subur dengan musim yang silih berganti, Ada waktu menanam. Ada waktu memanen. Angin masih semilir dan kicauan burung masih terdengar bernyanyi.

Kini tak lagi. Tanah itu jadi tanah tak bermusim. Tanaman berganti dengan pabrik industri. Hanya ada udara pengap dan polusi. Suara burung berganti dengan suara serak mesin pabrik.

Revolusi hijau telah berganti dengan revolusi hitam  industri. Dan rakyat serta petani pun merugi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun