Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangankan Per Jam...

13 Oktober 2020   22:11 Diperbarui: 13 Oktober 2020   22:17 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapa sih buruh berdemo ribut upahnya dibayar per jam?

Kami ini tak pernah protes tentang keadaan kami

jangankan per jam,bisa makan saja sudah kami syukuri

kami ini rakyat kecil dari segala profesi

ada pegawai negeri yang gajinya lebih kecil dari UMR

ada pedagang pecel dan bakso yang belum tentu laku banyak dalam sehari

ada tukang kuli panggul di pasar yang walaupun menanggung lelah dan sakit di pundak upah kami hanya cukup untuk makan sehari 

ada tukang parkir yang berjam-jam kerja sehari tak menerima cukupnya rejeki

Tapi kami-kami ini tetap mensyukuri

nikmat pemberian ilahi dan kami bisa siasati  yang Tuhan telah beri

tak hendak kami berdemonstrasi

apalagi sampai mencipta anarki

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun