Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Pak Arief Budiman

23 April 2020   17:27 Diperbarui: 23 April 2020   17:34 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yang lain yang saya kagumi dari Pak Arief adalah dalam ceramah dan tulisan-tulisannya, beliau selalu bisa menjelaskan sesuatu yang sulit begitu mudah diterima dan enak dibaca. 

Salah satu ceramahnya di UKSW yang saya ikuti adalah tentang Pos Modernisme. Beliau mengatakan bahwa aliran pos modernisme adalah aliran pemikiran untuk menggali berbagai hal tanpa tabu dan batas. 

Misalnya saja tentang perilaku modernisme atau perilaku orang modern yang absurd. Dicontohkannya misalnya kalau orang ingin agar yang lewat berjalan dengan kendaraan pelan-pelan maka biarkan jalan itu rusak. Tetapi yang aneh justru jalan diperbaiki tetapi kemudian diberi polisi tidur. Ini absurd menurut aliran pos modernisme.

Tulisan yang lain yang menarik adalah disertasinya yang sudah diterjemahkan dan dijadikan buku tentang peristiwa kudeta presiden Chilie Simon Allende. 

Simon Allende digulingkan karena pemikirannya sosialistik dan punya rencana melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan asing atau multinasional. Tentu ini ditentang oleh perusahaan-perusahaan asing yang kemudian membiayai militer untuk menggulingkan Presiden Simon Allende.

Tulisan menarik yang lain lagi adalah tentang bagiamana kapitalisme bisa bertahan hidup. Menurut Pak Arief Kapitalisme bisa bertahan hidup kalau pasarnya selalu tersedia. 

Bagaimana agar pasar selalu tersedia? Menurut Pak Arief adalah dengan menciptakan budaya yang mendorong masyarakat mengkonsumsi produk-produk negara kapitalis.

Salah satu contohnya adalah kasus mengapa AS begitu getol memperjuangkan film-film AS untuk bebas masuk ke Indonesia. Karena dengan film-film tersebut maka budaya masyarakat Indonesia akan terdorong meniru perilaku konsumsi di film-film tersebut.

Satu lagi tulisan yang fenomenal adalah tentang pembagian kerja secara seksual. Menurut pak Arief pembagian kerja secara seksual adalah ciptaan budaya manusia sendiri di mana wanita dipandang lebih rendah dari laki-laki. 

Tetapi memang ada perbedaan hakiki anatara wanita dan laki-laki karena  secara kodrati misalnya hanya wanita yang bisa hamil dan melahirkan. Tulisan ini kemudian diikuti dengan tulisanlain hasil penelitiannya tentang penggunaan lat kontrasepsi. 

Dalam penelitiannya terbukti memang alat kontrasepsi yang dipakai wanita lebih banyak dibanding laki-laki. Ini membuktikan bahwa wanita dipaksa mengalah dan dipandang lebih rendah dalam masyarakat dalam kaitannya dengan Program Keluarga Berencana (KB).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun