Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kegalauan Daerah Akibat DAU Dipotong

2 September 2016   13:03 Diperbarui: 2 September 2016   13:16 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menkeu Sri Mulyani membuat kebijakan baru lagi yang membuat daerah galau. Sebagai langkah lanjutan memotong pengeluaran di APBN maka Sri Mulyani menyatakan akan memotong Dana Alokasi Umum (DAU) ke daerah. Pemotongan ini tentu menimbulkan kegaduhan dan kegalauan di daerah-daerah.

Hal tersebut bisa dimaklumi karena selama ini banyak daerah yang menumpukan sumber-sumber penerimaan APBD nya dari DAU karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) porsinya sangat kecil. Dan parahnya lagi DAU yang merupakan dana "gelondongan" dari pusat ke daerah (artinya penggunaannya terserah daerah) sebagian besar digunakan untuk membayar gaji pegawai. Banyak pegawai daerah kemudian resah. Tapi ini sudah dibantah oleh pusat bahwa pembayaran gaji pegawai daerah tak akan terganggu dengan pemotongan DAU ini.

Lalu apa yang harus dilakukan daerah untuk menghadapi pemotongan DAU ini? Pertama, tentu memangkas proyek dan kegiatan yang kurang penting dan mendesak. Kedua, sudah perlu dipikirkan kerjasama dengan pihak swasta. Bisa juga meminta peran swasta untuk membiayai kegiatan lewat dana CSR (Corporate Social Responsibility) nya. Ketiga, sudah saatnya juga partisipasi masyarakat digiatkan untuk memperbesar dana swadaya dari masyarakat untuk pembangunan. Ini bukan hal yang tidak mungkin. Banyak prasarana dan sarana di kampung misal jalan dan jembatan di kampung-kampung yang dibangun dengan swadaya oleh masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun