Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

FPI Geruduk KompasTV Gara-gara Pemberitaan Razia Warung Bu Saeni

17 Juni 2016   11:08 Diperbarui: 17 Juni 2016   19:41 4373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah lama tiarap, FPI membuat gara-gara lagi. Kali ini mereka menggeruduk Kantor Kompas TV di Jalan Palmerah Selatan Tanah Abang Jakarta Pusat pada Kamis 16 JUni 2016 jam 13.09 WIB. Ada 20 (duapuluh) orang dari FPI yang mendatangi kantor Kompas TV. Mreka dipimpin oleh Ketua Tim Pembela FPI yaitu Ustadz Munarman SH. Ikut hadir:KH Abdul Fatah, Ust Maman Suryadi, KH Awid Masturi, Ust. Novel, Ust Aziz, Ust Zainal Abidin, Ustadzah Syarifah, Ust Tarmizi, Ust bahar, Ust Haikal, Ust Syahrozi, Ust Ali, Syafiq, dan Habib Zen. Maksud kedatangan rombongan perwakilan FPI itu adalah untuk meminta KOmpas TV membuat berita yang seimbang soal razia yang dilakukan oleh satpol PP terhadap warung Bu Saeni di bulan ramadan. Menurut FPi tidak hanya kali ini saja Kompas TV menyakiti umat islam dengan membuat berita yang tidak seimbang. Oleh karena itu menurut  Munarman ia tak meminta Kompas TV membela umat islam karena itu menurutnya tak mungkin, ia hanya minta Kompas TV membuat berita yang seimbang atau proposional.

Pendapat lain dikemukan oleh KH Awid Marsuri yang mengatakan mengapa kalau Hari Raya Nyepi warung-warung di Bali ditutup tidak diliput oleh media. Sedangkan Ustadz Novel mengatakan ketika dulu FPI melakukan Razia maka FPI di bully habis-habisan karena dianggap bukan tugasnya. Kini hal tersebut dilakukan oleh Satpol PP sesuai tugasnya, gantian satpol PP yang dibully. Ustadz Novel juga mengatakan kini ia juga khawatir dampak dari pemberitaan itu, banyak Perda syariat islam akan dicabut.

Perwakilan Kompas TV yang hadir yaitu Widi Kristawan (direktur humas PT Kompas Gramedia), Budiman (wartawan senior Kompas), dan Tri Wahyono pada dasarnya menerima kritikan dari pihak FPI. Menurut pihak Kompas TV bagaimanapun kritik dan alarm dari masyarakat sangat diperlukan. 

Atas peristiwa "penggerudukan" FPI di Kompas TV itu maka saya menyarankan beberapa hal. Pertama, Kompas TV tetaplah jangan taklut memberitakan kebenaran. Jangan hanya karena tekanan sekelompok kecil orang lalu Kompas TV tiarap. Banyak orang akan berada di pihak Kompas TV, contohnya para Netizen yang solidaritasnya tinggi. Kedua, meskipun mengungkap kebenaran namun sesuai asas pemberitaan yang baik memamng asas keseimbangan haruslah ada. Ketiga, untuk FPI pendapat kalian tersebut tidak apa-apa asalkan tidak disertai kekerasan fisik. Ini negara demokrasi yang perbedaan pendapat diakui asal tidak merugikan dan membahayakan keselamatan orang lain. Tapi FPI juga harus belajar bahwa ada pihak yang juga berbeda pendapat sekalipun sesama umat islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun