Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerhana Matahari: Antara Religi dan Komersialisasi

7 Maret 2016   18:35 Diperbarui: 7 Maret 2016   21:13 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerhana Matahari Total yang nanti terjadi tanggal 9 Maret 2016 nampaknya akan terjadi tarik menarik antara religi dan komersialisasi. Nuansa religi terhadap gerhana matahari total sudah terjadi sejak dahulu kala.

Dahulu kala, konon, Gerhana Matahari Total bersamaan dengan wafatnya Nabi Ibrahim AS. Namun dalam HR Muslim dikatakan bahwa bukan karena wafatnya seseorang maka umat muslim kala itu dianjurkan melakukan shalat. Umat muslim dianjurkan shalat gaib pada saat Gerhana Matahari Total untuk mengingatkan kebesaran Tuhan/ Allah yang bisa menciptakan fenomena alam sedemikian ajaib atau dahsyatnya. Saat inipun umat muslim dan bahkan umat beragama lain menggunakan saat Gerhana Matahari Total untuk melakukan doa dan melakukan refleksi diri tentang betapa kecilnya manusia di mata Tuhan. Kebetulan pula nanti Gerhana Matahari Total tanggal 9 Maret 2016 nanti bersamaan dengan Hari Raya Nyepi yang dirayakan oleh umat Hindu. Jadi sangat pas bahwa Gerhana Matahari Total diwarnai dengan suasana dan aktivitas religius.

Namun, seperti berbagai peristiwa lain, selalu suatu peristiwa keagamaan seperti Natal dan Lebaran diwarnai juga dengan suasana komersialisasi. Menyambut Gerhana Matahari Total di kota-kota yang bisa melihatnya dikabarkan hotel-hotel sudah penuh dipesan. Nanti barangkali juga akan diadakan even-even untuk menyambut Gerhana Matahari Total dengan berbagai acara dan atraksi dan tentu saja iklan dan sponsor.   Akan banyak uang yang dibelanjakan untuk ini. Tentu ini sah-sah saja.

Namun, menurut saya, kita harus menjaga keseimbangan antara aspek religi dan komersialisasi ini agar peristiwa sebesar Gerhana Matahari Total tidak menjadi ajang sia-sia untuk berhura-hura dan menghamburkan uang tetapi juga digunakan untuk refleksi diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun