Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Investor Asing Pendorong Korupsi di Sektor Pertambangan

8 September 2014   18:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:18 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara tak sengaja saya gogling dan menemukan artikel menarik dengan judul “Digging The Dirt? Extractive Industry FDI and Corruption” (Menggali Kekotoran? Investasi Asing Di Sektor Ekstraktif/Pertambangan dan Korupsi) yang ditulis oleh Ivar Koldstad dan Arne Wiig (2013).

Tulisan tersebut memaparkan hasil studi penulisnya di 81 negara (Indonesia termasuk di dalamnya)untuk periode 1996-2009. Hasil studi tersebut mengejutkan karena ternyata para pemodal asing lebih senang menanamkan modalnya di bidang pertambangan di negara-negara yang kaya sumberdaya alam tetapi yang tingkat korupsinya tinggi. Logikanya di negara-negara kaya sumberdaya alam tetapi tingkat korupsinya tinggi tersebut, para pebisnis asing akan dipermudah ijin usahanya asalkan berani menyuap dengan bayaran tinggi. Tentunya biaya suap tersebut jauh lebih rendah dari hasil menambang di negara-negara kaya sumberdaya alam tersebut.

Hari-hari ini kita dikejutkan oleh ditetapkannya Jero Wacik, menteri ESDM, sebagai tersangka korupsi. Dikaitkan dengan hasil studi yang saya kutip maka korupsi di sektor pertambangan tidak hanya karena perilaku birokrat kita tetapi juga karena perilaku pebisnis asing di sektor pertambangan. Maka pemberantasan korupsi di sektor pertambangan juga harus menyentuh pebisnis asing di sektor ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun