Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peringatan Sinterklas Dihapus Oleh Paus Paulus VI

27 Desember 2014   02:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:23 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tahukah anda bahwa ternyata Gereja pernah mencantumkan perayaan Santo Nikolas yang kemudian dikenal sebagai Sinterklas tapi kemudian mencabutnya? Mengapa perayaan Sinterklas atau Santo Nikolas ditanggalkan atau dicabut dari Kalender liturgi gereja?

Alasannya adalah: Pertama, sekalipun Santa Klaus dianggap sebagai lambang semangat memberi hadiah khususnya untuk anak-anak, namun karena sifat pencampurannya dengan cerita-cerita magis kafir, misalnya kehadiran Santa Klaus yang penuh mujizat & naik kereta ditarik rusa terbang, dan peri bertongkat sihir dalam perayaan Magic Christmas, maka hal itu tidak sesuai dengan semangat natal yang religius. Kedua, banyak juga yang mempersoalkannya sebagai tidak sesuai dengan semangat Natal karena mempromosikan ketamakan dan komersialisasi yang telah dimanipulasikan oleh para pengusaha mainan anak-anak, makanan & minuman, dan hiburan. Ketiga, Sinterklas juga bukan contoh baik bagi anak-anak karena dinilai banyak orang sebagai rasis. Lihat saja Sinterklas adalah Orang tua kulit putih yang pengasih tetapi dia mempunyai seorang budak kulit hitam yang kejam (dikenal sebagai Piet Hitam) . Keempat, Sinterklas juga dianggap menyebarkan budaya kekejaman karena Piet Hitam akan menghukum anak-anak yang bandel dengan cara mencambukinya.

Karena berbagai pertimbangan itu dan terutama karena sejarah kehidupan Nicholas tidak jelas, maka Paus Paulus VI menanggalkan perayaan Santo Nicholas dari kalender resmi gereja Roma Katolik pada tahun 1969.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun