Mohon tunggu...
Nugroho Angkasa
Nugroho Angkasa Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemilik Toko Online di Dapur Sehat dan Alami, Guide Freelance di Towilfiets dan Urban Organic Farmer. Gemar Baca dan Rangkai Kata untuk Hidup yang lebih Bermakna. Blog: http://local-wisdom.blogspot.com/.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Dari Inner Peace ke Communal Love untuk Global Interfaith Harmony

1 September 2012   18:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:02 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya, kami menyerukan semua pihak agar secara aktif mensosialiasasikan Piagam ini. Yakni dengan menggunakan, media cetak dan elektronik serta media sosial atau bentuk-bentuk penyebarluasan lainnya. Sehingga dapat mangajak sebanyak mungkin orang terlibat dalam upaya kemanusiaan bagi tercapainya Keselarasan Global (Global Harmony).

Sumber: http://www.charterforglobalharmony.org/

***

1346570285523497753
1346570285523497753

Sdr. Haryadi selaku moderator menggantikan Ronny Sugiantoro (Wapimred KR) yang sedang sakit. Lantas, project manager perusahaan di Bandung tersebut mengundang semua pembicara maju ke depan sembari membacakan bidata para narasumber. Masing-masing memiliki waktu 7 menit untuk menyampaikan gagasan dan sharing pengalamannya. Jadi semacam kultum.

Inner Peace

134657031860960214
134657031860960214

Kajian Inner Peace (Kedamaian Batin) diuraikan oleh Bikhu Sasana Bodhi Thera  dari perwakilan Buddhis. Alumus S2 Filsafat UGM dan Sekolah Tinggi Agama Buddha ini meminjam metaphor dari Sidharta Gautama. Apapun nama sungainya, dari mana pun asal sumber alirannya, ketika sampai di laut hanya ada satu rasa. Hanya ada rasa garam, rasa asin. “Tidak ada rasa khusus di Laut Selatan, entah itu rasa air Kali Progo, rasa air Kali Opak tak akan ditemukan di sana,” ujarnya.

Dosen mata kuliah Pluralitas Agama ini menambahkan bahwa dari agama yang berbeda dan keyakinan yang bermacam-macam itu, kebenaran sejati sesungguhnya hanya ada satu rasa. Yaitu rasa kebebasan, kemahardikaan. “Kebebasan ini terancam dan terasa hilang karena terkelabui oleh rasa melik nggendong lali. Ketika keberatan melik. Kita menjadi banyak alpa dan lupa pada apa yang disebut eling lan waspada: kesadaran,” imbuhnya.

Bhiku kelahiran Temanggung ini berpesan, “Oleh karena itu, agama ageming aji, siapapun orangnya yang sudah mudeng petuah leluhur kita itu apapun agamanya, dimanapun, kapanpun, dengan siapapun akan memberikan ayom, ayem, tentrem. Matur nuwun.”

13465703671020775228
13465703671020775228

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun